Pantang Menghilangkan Nama GBK dari Istora

  • Jumat, 11 Mei 2018 - 19:19:42 WIB | Di Baca : 1259 Kali

SeRiau - Pengamat olahraga, Fritz Simanjuntak, menilai nama Gelora Bung Karno (GBK) tidak seharusnya dihilangkan dari Istora karena memiliki sejarah panjang.

Fritz menyebut kompleks olahraga GBK yang dibuat untuk Asian Games 1962 itu merupakan kerja keras Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno demi bisa menyatukan Indonesia.

Menurut Fritz nama Bung Karno yang membuat kompleks GBK di Senayan itu menjadi terkenal. Karena itu, tidak etis apabila Istora diganti dengan nama Blibli Arena dan menghilangkan nama GBK.

"Solusinya, nama baru itu digandengkan saja menjadi GBK Blibli, jangan dihilangkan total. Nama GBK itu jauh lebih penting, karena sudah menjadi merek dagang, yang bisa menumbuhkan emosi penonton khususnya bulutangkis," ujar Fritz kepada CNNIndonesia.com.

Fritz sendiri enggan berbicara banyak masalah ini lantaran belum mengetahui isi kesepakatan antara pihak Blibli dan PPK GBK atau pemerintah pusat.

Mantan pengurus PSSI itu hanya menyayangkan pernyataan Menpora Imam Nahrawi yang tidak keberatan nama Istora GBK diganti jadi Blibli Arena. Padahal menurut Fritz, Imam sempat berujar ingin menggelorakan semangat Bung Karno di Asian Games 1962 di Asian Games 2018 nanti.

"Saya heran pemerintah malah setuju menjual nama GBK yang punya nilai sejarah luar biasa. Ada baiknya Blibli diberi tanah di sekitar Senayan, di luar GBK untuk bangun arena olahraga yang baru. Masih banyak lahan kosong di sekitar Senayan," Fritz menjelaskan.

Di mata Fritz, mengganti sejarah yang panjang tidak bisa dibayar dengan harga murah. Blibli juga dianggap sudah mendapatkan keuntungan dengan mengklaim sepihak penamaan Istora menjadi Blibli Arena. Padahal Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK) selaku pengelola menegaskan belum ada kesepakatan dengan Blibli.

"Mestinya nilai nama GBK sangat mahal. Bisa triliunan, karena meliputi nilai sejarah, ekonomi, dan emosional masyarakat terutama pencinta olahraga. Kalau Blibli berani bayar setidaknya Rp5 trilun, boleh lah ganti nama GBK," Fritz menuturkan. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar