Gatot yang Kini Tak Lagi Kandidat Capres Nol Koma

  • Senin, 23 April 2018 - 20:49:10 WIB | Di Baca : 3192 Kali

SeRiau - Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terus didorong relawan pendukungnya untuk berlaga di Pilpres 2019. Namun survei terakhir yang dirilis oleh Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Gatot anjlok.

"Biar saja kalau survei-survei. Survei berdasarkan apa? Ndak percaya kita dengan survei, kita tahu siapa yang buat," ujar Sekjen Relawan Selendang Putih Nusantara (RSPN) Sumiarsi saat dihubungi, Senin (23/4/2018).

Sumiarsi lantas menyatakan kepengurusan mereka makin berkembang hingga tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC). Menurut Sumiarsi, jumlah mereka semakin banyak.

"Survei kami hargai, tapi kami punya keyakinan dan dasar dari akar rumput dan daerah," imbuh Sumiarsi.

Adapun Survei Litbang Kompas tersebut dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018. Survei dilakukan kepada 1.200 secara periodik. Populasi survei adalah warga Indonesia berusia di atas 17 tahun. Responden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi dan jumlahnya ditentukan secara proporsional. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin of errorplus-minus 2,8 persen.

Pada survei tersebut, tampak elektabilitas tertinggi diperoleh oleh Joko Widodo (Jokowi), yang saat ini masih menjabat Presiden RI. Jokowi dipilih oleh 55,9% responden. Angka tersebut meningkat dibanding survei 6 bulan lalu, yang mencatat elektabilitas Jokowi masih 46,3 persen.

Di peringkat kedua, ada Ketum Gerindra Prabowo Subianto dengan 14,1 persen. Padahal 6 bulan lalu, elektabilitas Prabowo terekam 18,2 persen.

Posisi Gatot berada di bawah Prabowo. Elektabilitas Gatot tinggal 1,8 persen atau turun dibanding 6 bulan lalu, yang mendapat 3,3 persen.

Sebelumnya juga ada Survei Cyrus yang bertajuk 'Pemetaan Peluang Capres dan Cawapres Menjelang Pilpres' dan digelar pada 27 Maret-3 April 2018. Penarikan sampel dilakukan dengan metodemultistage random sampling dengan wawancara tatap muka. 

Jumlah respondennya 1.230 orang, yang tersebar secara proporsional pada 123 desa/kelurahan terpilih di 34 provinsi. Margin of error survei ini kurang-lebih 3 persen.

Pada survei ini, posisi pertama tetap diduduki Jokowi dengan 58,5 persen, yang disusul Prabowo dengan 21,8%. Gatot dalam survei itu mendapat persentase lebih tinggi daripada Litbang Kompas, yakni 2%.

Ketika disimulasikan, jika Jokowi berhadapan dengan Gatot dalam survei itu, angkanya terlihat berbeda. Gatot mendapat suara 19,1 persen, sedangkan Jokowi 71,8 persen.

Sebelumnya lagi, ada survei yang dirilis oleh Media Survei Nasional (Median). Survei ini dilakukan pada 24 Maret-6 April 2018. Survei menggunakan 1.200 responden yang merupakan warga yang memiliki hak pilih dengan margin of errorsekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel survei dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Quality controldilakukan terhadap 20% sampel yang ada.

Pada survei Median, Jokowi masih nomor wahid dengan perolehan 36,2 persen. Prabowo berada di posisi kedua dengan 20,4% dan Gatot di bawahnya dengan 7%.

Gatot masuk urutan nomor dua dalam survei cawapres oleh Median dengan mendapat 5,4% suara responden. Di posisi pertama, ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 6,2% suara.

Gatot hingga saat ini memang belum punya 'kendaraan tempur' politik. Meski begitu, setidaknya ada 3 kelompok relawan pendukungnya.

Relawan yang pertama kali mendeklarasikan dukungan tergabung dalam Relawan Gatot Nurmantyo untuk Rakyat (GNR). Mereka juga sudah ditemui oleh elite PKS Nasir Djamil.

Kemudian, baru kemarin (22/4), ada lagi elemen relawan yang mendeklarasikan dukungan. Kali ini giliran kelompok Generasi Muda Milenial (GMM) yang mendeklarasikan dukungan agar Gatot maju sebagai capres 2019.

"Kami dari Generasi Muda Milenial mendukung Bapak Gatot Nurmantyo untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden 2019," kata anggota GMM, Bambang Irawan, di Jl Cilosari, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (22/4). (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar