Ini Alasan Pertamina Soal Premium Langka di Riau

  • Rabu, 14 Maret 2018 - 16:46:49 WIB | Di Baca : 1868 Kali

SeRiau - Pertamina mengakui antrean Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium yang terjadi di Riau disebabkan adanya peralihan konsumen Partalite yang harganya mengalami kenaikan.

Demikian diakui Marketing Branch Manager Pertamina Riau-Sumbar, Pramono Wibowo, usai rapat pembenahan distribusi dan alokasi BBM Premium dan Partalite di Riau, Selasa (13/3/2018), di kantor gubernur Riau. 

Menurutnya, tahun 2017 konsumsi pertalite di Riau sudah mencapai 50 persen. Namun dikarenakan Januari 2018 Pertalite mengalami kenaikan yang disebabkan harga minyak dunia naik, tentu ini berpengaruh terhadap harga jual pertalite itu sendiri.

"Belum lagi kenaikan Pertalite dipengaruhi oleh pajak PBBKB dan sebagainya. Tentu kondisi ini membuat pola konsumen bisa bergeser lagi ke premium. Itu yang nanti akan kita sesuaikan lagi," katanya. 

Meski demikian, Pramono mengatakan, suplai BBM sesuai kondisi tahun 2017 tetap akan dijamin ketersediannya untuk semua jenis BBM di wilayah Riau. "Ya kita akan penuhi ketersediaan BBM sesuai kebutuhan masyarakat. Namun semuanya tentu membutuhkan proses," janjinya. 

Sementara itu Komite Balai Penyaluran Hilir (BPH) Minyak dan Gas (Migas), Hendri Ahmad, kepada CAKAPLAH.com juga mengakui kelangkaan premium di Riau terjadinya peralihan konsumen Pertalite ke Premium. 

"Dulu masyarakat sudah senang bermigrasi ke Pertalite secara sendiri. Kemudian SPBU mengalihkan Premium ke Pertalite, karena rangsangan Pertalite di SPBU cukup tinggi. Margin Pertalite Rp400, kalau Premium Rp250," katanya.

Karena masyarakat sudah beralih ke pertalite, lanjut Hendri, tiba-tiba harga pertalite di awal tahun 2018 naik, secara otomatis masyarakat kembali lagi menggunakan Premium. 

"Atas kondisi itu Pertamina bingung lagi, karena alat pengisian Premium sempat dikonversi ke Pertalite. Untuk mengalihkan ke Premium tentu butuh proses, tidak bisa langsung ganti kran minyak, tapi perlu pembersihan tangki, ada pengaturan dispensernya dan pengaturan lainnya juga," terangnya. 

Kalau memang masyarakat Riau masih butuh Premium, katanya, maka sebagian pertamax atau pertalite diatur lagi ke premium.ck/nor/rpls





Berita Terkait

Tulis Komentar