Asap Membumbung Tinggi, Ini Penampakan Hutan Terbakar di Riau dari Udara

  • Kamis, 22 Februari 2018 - 11:27:39 WIB | Di Baca : 2986 Kali


Pekanbaru, SeRiau - Luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau sudah mencapai 600-an hektare. Inilah penampakannya sejumlah kawasan terbakar di Bumi Lancang Kuning itu.

Kasus Karhutla di tahun 2018 ini kembali berulang di Riau. Meski belum sampai menimbulkan kabut asap, namun tim gabungan selalu siaga dalam melakukan pencegahan Karhutla. Kawasan paling luas terjadi kebakaran ada di Kab Meranti Riau. 

Lebih dari 200 hektare di kawasan gambut itu ludes terbakar. Tak hanya lahan kosong, kebun sagu milik warga dan perusahaan PT NSP juga terbakar. 

Padahal wilayah yang terbakar itu kawasan percontohan Badan Restorasi Gambut (BRG). Di mana BRG selama ini membuat percontohan dengan membangun kanal, dan menempatkan sagu sebagai tanaman yang paling cocok di lahan gambut agar tidak terbakar. Tapi rupanya, teori ini kurang ampuh juga.

Kawasan yang terbakar lainnya, ada di Kabupaten Bengkalis. Puluhan hektare kawasan hutan di sana terbakar selama tiga hari. Beruntung tim gabungan TNI/Polri, Manggala Agni, BPBD Riau dan BPBD Bengkalis ditambah tim water bombing Sinarmas bisa memadamkan.

Pantauan udara, dengan jelas sekali asap putih membumbung ke langit. Sebaran api terlihat dengan jelas menghanguskan kawasan hutan.

Kebakaran juga melanda di sejumlah titik di Kota Dumai. Tim lagi-lagi berjibaku keras untuk melakukan pemadaman. Api juga muncul di Kab Pelalawan, Siak, dan Kab Rohul serta Kampar. Kondisi kebakaran yang terus meluas, membuat Pemprov Riau mengambil keputusan untuk menetapkan Siaga Darurat Karhutla.

"Sebaran titik api yang terjadi berhasil kita padamkan. Ini kerja keras semua tim yang ada," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, Kamis (22/2/2018).

Dengan status siaga darurat, maka dengan sendirinya kini terbentuk Satgas Karhutla. Hanya saja Satgas saat ini masih membutuhkan bantuan berupa helikopter untuk melakukan water bombing. Di samping itu dibutuhkan pesawat untuk melakukan modifikasi cuaca.

"Inilah yang sudah kita ajukan ke BNPB untuk meminta bantuan heli untuk pemadaman lewat udara. Penambahan heli ini penting untuk menambah heli yang sudah ada di Satgas. Yang ada saat ini, Satgas dibantu heli perusahaan Sinarmas dan heli dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru," kata Edwar. (*JJ)



Sumber: detiknews





Berita Terkait

Tulis Komentar