Kenapa Sebelum Operasi Pasien Harus Puasa?
Jakarta, SeRiau-
Bagi mereka yang sudah beberapa kali menjalani operasi dengan anastesi mungkin sudah tidak heran lagi ketika dokter meminta dirinya untuk berpuasa sebelum menjalani prosedur. Kebijakan tersebut umum dilakukan oleh para dokter di penjuru dunia dan ada alasan dibaliknya.
Hal ini karena ketika anastesi atau obat bius diberikan, seluruh tubuh pasien akan terpengaruh. Ada risiko untuk terjadinya pelemasan otot-otot dalam kerongkongan sehingga bila masih ada makanan atau minuman berisiko untuk masuk saluran yang salah.
Bila makanan atau minuman masuk ke saluran napas maka dampaknya bisa terjadi komplikasi. Pasien dapat tersedak karena jalan napas tertutup atau terkena infeksi paru.
Namun saat ini praktik puasa sebelum operasi mulai banyak ditinggalkan oleh dokter. Bukti-bukti studi menunjukkan puasa sebelum operasi tampaknya kebijakan yang berlebihan.
Konsultan saluran cerna di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) dr Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, pernah mengatakan bahwa praktik untuk tidak makan dan minum sebelum atau sesudah operasi sebetulnya terserah dokter. Dokter tentunya akan memberikan anjuran dengan memerhatikan kondisi pasien saat itu dan tidak membahayakan pasien.
"Sekarang sudah bergantung kepada dokternya. Dokter yang menangani pasien tersebut pasti yang paling memahami kondisinya sehingga boleh atau tidaknya makan dulu bergantung dari keputusan dokter, karena kondisi tiap pasien berbeda-beda, tidak bisa dibuat aturan secara universal," kata dr Ari beberapa waktu lalu dan ditulis pada Jumat (12/5/2017).
(Sumber : Detiknews.com)
Bagi mereka yang sudah beberapa kali menjalani operasi dengan anastesi mungkin sudah tidak heran lagi ketika dokter meminta dirinya untuk berpuasa sebelum menjalani prosedur. Kebijakan tersebut umum dilakukan oleh para dokter di penjuru dunia dan ada alasan dibaliknya.
Hal ini karena ketika anastesi atau obat bius diberikan, seluruh tubuh pasien akan terpengaruh. Ada risiko untuk terjadinya pelemasan otot-otot dalam kerongkongan sehingga bila masih ada makanan atau minuman berisiko untuk masuk saluran yang salah.
Bila makanan atau minuman masuk ke saluran napas maka dampaknya bisa terjadi komplikasi. Pasien dapat tersedak karena jalan napas tertutup atau terkena infeksi paru.
Namun saat ini praktik puasa sebelum operasi mulai banyak ditinggalkan oleh dokter. Bukti-bukti studi menunjukkan puasa sebelum operasi tampaknya kebijakan yang berlebihan.
Konsultan saluran cerna di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) dr Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, pernah mengatakan bahwa praktik untuk tidak makan dan minum sebelum atau sesudah operasi sebetulnya terserah dokter. Dokter tentunya akan memberikan anjuran dengan memerhatikan kondisi pasien saat itu dan tidak membahayakan pasien.
"Sekarang sudah bergantung kepada dokternya. Dokter yang menangani pasien tersebut pasti yang paling memahami kondisinya sehingga boleh atau tidaknya makan dulu bergantung dari keputusan dokter, karena kondisi tiap pasien berbeda-beda, tidak bisa dibuat aturan secara universal," kata dr Ari beberapa waktu lalu dan ditulis pada Jumat (12/5/2017).
(Sumber : Detiknews.com)
