MENU TUTUP

Saudi Soal Serangan Prancis: Terorisme Tak Terkait Agama

Jumat, 30 Oktober 2020 | 04:59:08 WIB | Di Baca : 1541 Kali
Saudi Soal Serangan Prancis: Terorisme Tak Terkait Agama

SeRiau - Pemerintah Arab Saudi mengutuk keras penyerangan di Nice, Prancis yang mengakibatkan tiga orang tewas. Saudi menyatakan tindakan terorisme tidak bisa dibenarkan dan tidak sesuai dengan ajaran agama apapun.

"Kami mengutuk keras dan mengecam serangan teroris yang terjadi di Nice, Prancis, yang mengakibatkan kematian dan cedera sejumlah orang," tutur Kementerian Luar Negeri Saudi, mengutip AFP, Kamis (29/10).

Saudi menegaskan bahwa tindakan terorisme juga tidak bisa dikaitkan dengan ajaran agama dan kepercayaan apapun. Tindakan terorisme jelas bertentangan dengan ajaran semua agama dan akal sehat manusia.

"Dan kami menegaskan betapa pentingnya menolak semua tindakan yang didasari kebencian, kekerasan dan ekstremisme," tutur Kementerian Luar Negeri Saudi.

Presiden AS Donald Trump juga menyampaikan bela sungkawa kepada Prancis atas penyerangan mematikan tersebut. Dia mengatakan Amerika Serikat mendukung Prancis melawan segala bentuk terorisme.

"Hati kami bersama warga Prancis. Amerika Serikat berdiri di samping sekutu tertua dalam pertarungan ini pertarungan ini," kata Trump lewat akun Twitter pribadinya, Kamis (29/10).

Presiden Prancis Emmanuel Macron pun sudah angkat suara. Dia mengucapkan bela sungkawa terutama kepada umat Katolik lantaran penyerangan terjadi di sekitar Gereja Notredame Basilica.

Macron menyebut penyerangan itu wujud kegilaan terorisme Islam. Dia mengatakan Prancis saat ini sedang diserang.

"Sekali lagi, pagi ini, tiga warga kami menjadi korban di Nice dan sangat jelas bahwa Prancis sedang diserang," tambahnya.

Penyerangan terjadi di sekitar Gereja Notredame Basilica, Nice, Prancis. Tiga orang tewas, satu di antaranya dipenggal oleh pelaku yang kini telah ditangkap.

Menurut laporan AFP, penyerangan menggunakan pisau itu diduga kuat dilakukan warga Tunisa bernama Brahim Aouissaoui. Pria berusia 21 tahun tersebut dikabarkan belum lama tiba di Eropa.

Dia sempat dikarantina di Italia oleh otoritas setempat berkenaan dengan protokol pencegahan virus corona pada September. Setelah itu dia dibebaskan dan diperintahkan untuk keluar dari wilayah Italia.

Dia lalu menuju Prancis. Hingga kemudian, penyerangan terjadi yang mengakibatkan tiga orang tewas. (**H)


Sumber: CNN Indonesia


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Jalan Simpang SKA Di Perlebar, Ginda: Kita Dukung Semoga Cepat Terlaksana

2

DPC PDI-P Rohil Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

3

Open House Hari Kedua di Kediaman Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho Dihadiri 3.000 Warga

4

Lapas Bagansiapiapi Bersama Warga Binaan Gelar Shalat Idul Fitri 1445 H

5

Negara Hadir, 85 KK Warga Dusun Terpencil di Pelalawan Riau Kini Nikmati Listrik PLN 24 Jam Jelang Idul Fitri 1445 H