MENU TUTUP

Turis di Italia, 'Terpenjara' di Hotel atau Berjuang Pulang

Kamis, 19 Maret 2020 | 17:40:58 WIB | Di Baca : 1424 Kali
Turis di Italia, 'Terpenjara' di Hotel atau Berjuang Pulang


SeRiau - Di alun-alun Katedral Florence yang megah terlihat sepasang turis yang sedang sibuk menyeret kopernya, hendak pulang ke negara asalnya demi menghindari wabah virus corona COVID-19 yang telah menghantam industri pariwisata Italia.

"Semuanya sudah tutup, kami akan pulang," kata Jerman Alex Gross (32) saat pacarnya dengan gugup memeriksa informasi terbaru dari telepon genggamnya.

"Kecuali penerbangan kami dibatalkan."

Banyak wisatawan ramai-ramai pulang ke negara asalnya setelah Italia mulai terkena dampak virus corona pada bulan lalu, yang telah menewaskan 631 orang dan menginfeksi lebih dari 10 ribu orang, sebagian besar yang bermukim di kawasan utara.

Pemandangan cerah masih terlihat di Sisilia sampai ke Pegunungan Alpen, tetapi beberapa wisatawan yang tersisa sekarang memiliki dua pilihan: tetap berada di hotel mereka dan mengandalkan camilan di kulkas kamar untuk makan malam atau pulang ke negara asal.

"Kami telah membatalkan pemesanan lebih dari 90 persen, bahkan hingga Juni," kata Nicola, seorang manajer hotel di Florence.

Dari Colosseum ke Menara Pisa, pemerintah telah menutup semua museum dan monumen, meminta restoran dan bar tutup pukul 18.00, dan mengimbau orang-orang hanya meninggalkan rumah hanya dalam keadaan daruat hingga 3 April 2020.

Sangat sepi

Sejumlah maskapai menunda penerbangan ke Italia - termasuk Air France, Air Canada, Ryanair, Easyjet dan British Airways - sementara banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan.

"Saya tidak tahu apakah kami benar-benar bisa keluar dari Milan. Sepertinya tidak ada yang benar-benar tahu apa yang sedang terjadi," kata Nick Manage, tampak bingung ketika dia berjalan-jalan di sekitar stasiun kereta di utara kota Florence.

Keramaian turis yang biasanya terlihat di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Spanish Steps di Roma, tepi laut Venesia, dan Pompeii kini lenyap.

Campo de 'Fiori di Roma, di mana pedagang pasar berteriak sepanjang hari dan turis muda berpesta semalaman, ikut senyap.

Stefano Ruggiero (48) yang memiliki sebuah toko parfum di dekat jembatan Ponte Vecchio di Florence, mengatakan bisnisnya telah berjalan sejak 1911 tetapi "situasi saat ini merupakan yang paling hening yang pernah terjadi".

"Bahkan setelah banjir tahun 1966 yang mengerikan, ketika ada lumpur dan kehancuran di mana-mana, ada lebih banyak orang".

Wahana carousel dengan kuda-kudanya yang berlapis emas masih ada, namun para musisi jalanan telah menghilang.

"Sangat sepi," katanya.

Asosiasi pengusaha perhotelan Italia, Federalberghi mengatakan pemesanan turun setidaknya 80 persen secara nasional, dengan kerugian diperkirakan 2,5 miliar euro.

Dan itu belum termasuk kerugian dari sisa rantai pariwisata, dari transportasi ke restoran dan pusat perbelanjaan.

Sektor ini mempekerjakan sekitar 1 juta orang menjelang liburan Paskah, yang sekarang khawatir akan kehilangan pekerjaan mereka.

Pengorbanan

Pemerintah Italia telah berjanji 7,5 miliar euro (8,5 miliar dolar AS) untuk membantu mengurangi dampak ekonomi dari krisis virus corona, dengan Kementerian Ekonomi mengatakan angka itu mungkin naik menjadi 10 miliar euro atau lebih.

Berkerumun di depan layar televisi, orang Italia menyaksikan Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan kepada mereka bahwa penduduk harus berkorban besar untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Manajer hotel Nicola mengatakan bahwa pengorbanan mungkin berarti sebagian besar hotel akan terpaksa ditutup, "meskipun beberapa hotel lebih besar mungkin diminta untuk tetap buka jika diperlukan sebagai rumah sakit darurat".

Agostino Ferrara (52) yang pemilik restoran Spada di pusat Florence yang telah beroperasi selama 28 tahun, mengatakan dia telah dipaksa untuk menempatkan sebagian besar stafnya pada cuti paksa karena sepinya pengunjung.

"Saya belum pernah melihat kondisi yang seperti ini. Tapi sata tetap optimis, karena kita tahu orang cenderung melupakan hal-hal mengerikan," katanya.

"Harapan saya semoga kita semua berhasil melewati ini, dan beberapa minggu, beberapa bulan kemudian, semua orang akan kembali ke Italia. Dalam jumlah yang bahkan lebih besar dari sebelumnya," lanjutnya tersenyum.

 

 

Sumber CNN Indonesia


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

SE Kadisdik Riau Tentang Larangan Perpisahan di Hotel Dinilai Forkom Waktunya Kurang Tepat

2

PT Putra Kemasindo di Sidak  Komisi IV,  Di Warnai Adu Mulut

3

Jalan Simpang SKA Di Perlebar, Ginda: Kita Dukung Semoga Cepat Terlaksana

4

DPC PDI-P Rohil Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

5

Open House Hari Kedua di Kediaman Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho Dihadiri 3.000 Warga