MENU TUTUP

Muhammadiyah Rilis 'Fikih Informasi', Buku Panduan Bermedia Sosial

Jumat, 15 Februari 2019 | 09:40:30 WIB | Di Baca : 1189 Kali
Muhammadiyah Rilis 'Fikih Informasi', Buku Panduan Bermedia Sosial

SeRiau - Muhammadiyah meluncurkan buku berjudul "Fikih Informasi" untuk mengawal arus informasi di media sosial. Pasalnya, media sosial saat ini menjadi wadah setiap orang memproduksi berita benar sekaligus hoaks. 

Muhammadiyah menilai belum ada seperangkat undang-undang yang mengatur hal tersebut. Tak hanya itu, opini dari para pembuat kebijakan maupun politisi yang kerap menggunakan media sosial sebagai propaganda, semakin meluas. 

Melihat hal ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menganggap pihaknya harus bekerja sama dengan pemerintah melakukan gerakan literasi yang berkeadaban, menyehatkan, dan melawan informasi yang membodohkan. 

“Kita lawan hasrat-hasrat alamiah dan primitif seperti kebencian, amarah. Naluri-naluri seperti ini ketika menemukan ruang maka seperti benih yang menyebar. Keburukan-keburukan itu lama-kelamaan akan seolah menjadi benar," ujar Haedar dalam Forum Dialog dan Literasi Media Sosial, Seminar Pra-Tanwir Muhammadiyah, di Bengkulu, Kamis (14/2).

Buku Fikih Informasi dirumuskan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid bersama Majelis Pustaka dan Informasi, yang diterbitkan Majalah Suara Muhammadiyah. Haedar menyampaikan perlunya menggelorakan literasi pencerahan sebagai pengamalan ayat pertama yang diturunkan Allah SWT, yaitu Iqra.

“Maka di forum tanwir ini kita juga akan menggunakan diksi "Literasi Pencerahan". Diksi ini harus digelorakan, sebab cerah itu bagus dan Islam itu mencerahkan. Ayat pertama yang diturunkan Allah itu sangat mencerahkan," tegasnya. 

Haedar memfokuskan penggunaan buku ini untuk generasi milenial. Saat ini, sebagian besar mereka yang masuk dalam kategori milenial (kelahiran 1980-1990an), belajar agama tidak dari ustaz, melainkan dari media sosial. Pengajian pun kebanyakan tidak diisi lagi oleh anak-anak muda, karena lebih tertarik secara virtual. 

Majelis tablig juga tidak lagi datang ke daerah-daerah, melainkan produksi dakwah secara digital. Audiensinya bisa berjuta-juta. “Kalau otak kita terbiasa mengolah maka akan menjadi cerdas,” tuturnya.

Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara, yang turut hadir dalam forum, menyambut gembira dirumuskannya Fikih Informasi. Ia berharap, buku Fikih Informasi tidak hanya untuk kalangan warga Muhammadiyah, namun harus disosialisasikan kepada masyarakat luas. 

“Buku Fikih Informasi Muhammadiyah sangat membantu saya untuk bicara kemana-mana. Saya berharap Muhammadiyah dapat menarik gerbong masyarakat untuk lebih melek informasi yang sehat. Saya sangat berterima kasih” kata Rudiantara.

Bermedia Sosial dengan Baik

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang membidangi Pustaka dan Informasi, Dadang Kahmad, menyampaikan, Fikih Informasi sudah dibahas dalam Fokus Grup Diskusi pada 2016, diawali oleh Majelis Pustaka dan Informasi dan Majelis Tarjih dan Tajdid di Universitas Prof Dr. Hamka di Jakarta. 

Dengan adanya Fikih Informasi, kata Dadang, Muhammadiyah memberikan panduan kepada masyarakat agar dapat menggunakan media sosial dengan lebih baik.

“Dakwah yang efektif ke depan itu melalui digital. Ini tantangan bagi Muhammadiyah. Kita harus memproduksi konten-konten ke medsos yang bisa diakses oleh anak-anak muda," tuturnya. 

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid, Syamsul Anwar, mengatakan, perumusan Fikih Informasi ini merupakan jawaban terhadap perlunya tuntunan hidup di era informasi yang semua berubah dengan cepat karena derasnya aliran informasi. 

Dalam pandangan Muhammadiyah, Fikih bukan hanya sekadar menetapkan hukum halal dan haram. Fikih memberikan landasan hukum sebagai tuntunan dalam menghadapi kehidupan sesuai tantangan zaman.

“Maka kita membuat tuntunan agama di bidang informasi. Masyarakat hidup di tengah dunia maya, maka Muhammadiyah harus hadir memberikan tuntunan. Muhammadiyah berpartisipasi membangun masyarakat maju dan berkeadaban," paparnya. 

Tanwir Muhammadiyah akan digelar di Bengkulu pada 15-17 Februari 2018 dan direncanakan dibuka oleh Presiden Joko Widodo pukul 09.00 WIB. 

Tanwir Muhammadiyah merupakan musyawarah nasional tertinggi di bawah Muktamar yang diikuti Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se-Indonesia, pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, dan pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah, yang diselenggarakan untuk membahas masalah keagamaan dan kebangsaan. Sedangkan untuk tahun ini, akan membahas tema Beragama Mencerahkan. (**H)


Sumber: kumparanNEWS


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

DPC PDI-P Rohil Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

2

Negara Hadir, 85 KK Warga Dusun Terpencil di Pelalawan Riau Kini Nikmati Listrik PLN 24 Jam Jelang Idul Fitri 1445 H

3

Wujudkan Momen Manis Silahturahmi Dengan Berkendara #Cari Aman

4

Sambut Mudik 2024, PLN Tambah 5 SPKLU di Riau

5

Dirut PLN Lakukan Inspeksi SPKLU Jalur Mudik, Pastikan 1.299 Unit Se-Indonesia Siaga Layani Pengguna Mobil Listrik