MENU TUTUP

Hujan Es Turun di Sleman

Selasa, 29 Januari 2019 | 20:20:59 WIB | Di Baca : 1738 Kali
Hujan Es Turun di Sleman

SeRiau - Sejumlah wilayah di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dilanda hujan yang berupa butiran kristal es pada Selasa sore.

"Hujan es terjadi di Kecamatan Seyegan dan Kecamatan Mlati," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Makwan.

Menurut dia, selain hujan es, wilayah Seyegan juga dilanda hujan lebat disertai angin kencang di Desa Margokaton yang terjadi di lima titik.

"Akibat dari kejadian angin kencang, enam pohon tumbang, satu baliho roboh dan merusak dua rumah. Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut," katanya dilansir Antara.

Ia mengatakan, dampak hujan angin juga meluas hingga Kecamatan Minggir. Terjadi di dua titik semuanya di Desa Sendangrejo. "Dua pohon tumbang, satu rumah rusak sedang dan memutuskan satu jaringan listrik, nihil korban jiwa," katanya.

Kepala Kelompok Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Staklim Mlati Djoko Budiyono mengatakan, salah satu penyebab munculnya hujan esadalah aktivitas awan kumolonimbus (CB).

"Awan rendah yang pertumbuhannya vertikal menjulang ke atas. Awan itu berbentuk gumpalan seperti bunga kol dan menyerupai huruf T," katanya.

Penyebab Hujan Es di Sleman

Ia mengatakan, bahwa puncak awan ini sangat tinggi hingga suhu bagian atas awan ini sudah minus.

"Akibatnya, bentuk partikel diatasnya adalah kristal-kristal es. Kristal es di bagian atas inilah yang bisa turun ke bumi dalam bentuk es," katanya.

Menurut dia, penyebab jatuhnya es dari awan ini bisa karena adanya turbulensi atau golakan angin yang kuat. Bisa juga terpental ke bawah pada saat munculnya petir. "Awan CB ini umumnya terbentuk pada periode antara siang dan sore hari," katanya.

Ia mengatakan, saat ini di wilayah DIY masih berpotensi terbentuk awan-awan CB. Hal ini mengingat di wilayah DIY masih terbentuk pola angin konvergensi atau pertemuan angin.

"Dampak lain yang bisa ditimbulkan dari awan CB ini selain hujan es adalah hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang. Termasuk puting beliung," katanya.

Meskipun durasi hidupnya bersifat lokal dan pendek yaitu antara 1-2 jam, namun dampak yang ditimbulkan bisa cukup besar. "Masyarakat kami imbau untuk mewaspadai bila di daerahnya muncul awan jenis CB ini," katanya. (**H)


Sumber: Liputan6.com


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Jalan Simpang SKA Di Perlebar, Ginda: Kita Dukung Semoga Cepat Terlaksana

2

DPC PDI-P Rohil Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

3

Open House Hari Kedua di Kediaman Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho Dihadiri 3.000 Warga

4

Lapas Bagansiapiapi Bersama Warga Binaan Gelar Shalat Idul Fitri 1445 H

5

Negara Hadir, 85 KK Warga Dusun Terpencil di Pelalawan Riau Kini Nikmati Listrik PLN 24 Jam Jelang Idul Fitri 1445 H