MENU TUTUP

Pemerintah China Batasi Pemberitaan Media Soal Isu Perang Dagang

Ahad, 15 Juli 2018 | 10:53:52 WIB | Di Baca : 1178 Kali
Pemerintah China Batasi Pemberitaan Media Soal Isu Perang Dagang

SeRiau - Pemerintah China menerapkan sensor terhadap seluruh media nasional di China yang memberitakan soal perang dagang China dan Amerika Serikat (AS). Langkah itu diambil untuk mengontrol persepsi publik terhadap mencuatnya isu perang dagang tersebut. 

Berdasarkan laporan South Morning China Post, Sabtu (14/7), sejumlah media di China mengaku diberi arahan oleh pemerintah agar tak mempublikasikan berita tersebut secara berlebihan. 

"Ketika kita ingin memberitakan penurunan indeks pasar saham atau melemahnya nilai tukar yuan, kita tak lagi bisa menggunakan istilah 'perang dagang' dalam judul," kata seorang pekerja media di China yang enggan disebutkan namanya. 

Menurut sumber tersebut, wartawan di China kini juga tak dapat membuat berita dari ucapan Presiden AS Donald Trump di Twitter. Selain memang Twitter dilarang di China, ucapan Trump yang menyinggung mengenai perang dagang di media sosial itu dianggap dapat mempengaruhi perspesi publik di negara itu. 

"Memberitakan isi terjemahan instan dari apa yang Presiden AS Donald Trump katakan di Twitter dapat dianggap sebagai pelanggaran," tambah sumber itu.

Oleh sebab itu, yang boleh memberitakan berita mengenai perang dagang hanyalah media milik pemerintah. Sementara media lokal dan portal media online hanya diminta untuk menerbitkan ulang apa yang diberitakan media milik pemerintah.

Mencuatnya perang dagang antara China dan AS bermula pada keresahan Trump yang melihat negaranya mengalami defisit perdagangan sampai dengan 500 miliar USD per tahun. Trump juga menyoroti dugaan pencurian kekayaan intelektual yang mencapai 300 miliar USD. Menurut Trump, hal itu tidak dapat dibenarkan dan harus segera diperbaiki. 

Perang dagang terhadap China pun mulai dikibarkan Trump. Pada Selasa (10/7), Trump bahkan sudah merilis daftar produk asal China senilai 200 miliar USD yang siap dikenakan tarif 10% jika masuk ke AS usai dilakukan proses peninjauan. 

Tentu saja, pemerintah China meradang terhadap sikap Trump tersebut. Penerapan tarif itu akan menyebabkan produk yang berasal dari negara mereka akan sangat mahal dan sulit berkompetisi di pasar AS. China mengancam akan melaporkan AS ke organisasi perdagangan dunia (WTO). (**H)


Sumber: kumparanNEWS


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Didominasi Universitas Ternama di Indonesia, 43 Siswa MAN 2 Pekanbaru Lulus SNBP

2

SMAN 8 Pekanbaru Salurkan Bansos Ramadhan Rp 143 Juta dengan 612 Penerima Paket Sembako

3

Buruh Korban Cacat Akibat Kerja Mengadukan Nasibnya kepada Anggota DPRD Provinsi Riau

4

DPW Iluni UNP Riau Buka Puasa Bersama, Arden: Mari Bangun Sinergisitas dan Perkuat Silaturahmi.

5

Safari Ramadhan 1445, Ginda Burnama Ajak Umat Muslim Ramaikan Masjid