Ketika Sisws harus Memilih Belajar Daring atau Tatap Muka, Lenta dan Oliv Lebih Enak Tatap Muka, Mudah Dimengerti 

  • Jumat, 19 Februari 2021 - 10:03:07 WIB | Di Baca : 2053 Kali

 

Seriau,- Pandemi Covid 19 memaksa Hantalenta Zega dan Olivia Fanisha siswa SMAN 13 Pekanbaru belajar jarak jauh (PJJ) secara online hampir satu tahun. Kini, setelah setahun berlalu, Lenta dan Olivia yang akrab disapa, kembali memulai pembelajaran tatap muka terbatas sejak 8 Februari lalu. Dua minggu sejak pembelajaran tatap muka terbatas, Lenta dan Oliv sangat senang berjumpa dengan guru dan teman. Bahkan, Lenta mengaku telah lama tidak berjumpa Oliv dan baru ketemu diawal pembelajaran tatap muka ini.

" Sudah 11 bulan saya tak ketemu Oliv dan Januari lalu saya kembali  ketemu. Kami berdua hanya jumpa melalui Whashapp(WA) saja. Jadi dengan belajar tatap muka kangen jumpa teman dan guru terobati. Meskipun hanya dua jam belajar tatap muka di sekolah," cerita Lenta, ketika berbincang bincang, Kamis (18/2) di SMAN 13 Pekanbaru.

Setelah dua pekan pembelajaran tatap muka, kata siswa yang saat ini duduk dikelas XII IPA, banyak kelebihan diperoleh siswa daripada belajar daring dari rumah. Lenta mengaku belajar tatap muka lebih paham dan mengerti dari pada belajar daring dari rumah. Materi yang diberikan guru saat tatap muka lebih mudah dicerna ketimbang belajar online.

Ketika materi belum paham, dirinya bisa bertanya kembali ke guru. Berbeda dengan pembelajaran daring dari rumah, ketika materi kurang paham, waktu bertanya terbatas dan membinggungkan." Apa yang saya rasakan pasti juga dirasakan teman teman. Saya yakin lebih enak, nyaman dan paham belajar tatap muka dari pada daring," kata Lenta.

Menuru Lenta, tidak semua pembalajaran daring ada kelemahan. Pembelajaran online dari rumah, ada juga kelebihannta bisa mengusai teknologi terutama media sosial. Biasanya, canggung dan gugup dengan teknologi, namun dengan pembelajaran online mengharuskan siswa untuk mengerti teknologi.

" Biasa tidak kenal namanya zoom, google class room dan lain sebagainya. Daring memaksa kita untuk belajar mandiri dan mengerjakan tugas sendiri. Kalau di sekolah pasti dong, ada kerja kelompok, tapi daring tidak ada lagi namanya kerja kelompok," kata Lenta.

Hal yang sama juga diungkapkan Oliv. Siswa kelas XII IPA ini mengatakan, pembelajaran tatap muka, waktu interaksi dan komunikasi dengan guru lebih banyak. Meskipun, waktu hanya dua jam, namun tatap muka ada interaksi siswa dan guru dan itu saya rasakan ketimbang belajar daring dari rumah." Kalau kurang paham ya kami kerjakan sendiri saja tugas. Kalau tatap muka, kurang paham materi bisa tanya kembali ke guru," ungkap Oliv 

Rasa senang Lenta dan Oliv belajar tatap muka terbatas mereka berdua tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan sekolah mulai dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan). Protokol kesehatan disiapkan sekolah sudah terpenuhi dan itu dilalui satu persatu mulai dari datang kesekolah, proses belajar dikelas hingga pulang sekolah. 

Bahkan parkir kendaraan dipisahkan antara parkir kendaraan siswa perempuan dan siswa laki laki dengan mengatur jarak. Oliv telah mempersiapkan diri sebelum berangkat kesekolah mulai dari membawa bekal makanan dan minuman, peralatan sholat, alat tulus, membawa sanitizer dan memakai masker." Selain sekolah mempersiapkan protokol kesehatan, saya juga menyiapkan sanitizer dari rumah," kata Oliv yang kesekolah diantar orangtuanya.

Sementara itu Kepala SMAN 13 Pekanbaru Abdul Gafar.MPd mengatakan pembelajaran tatap muka terbatas yang memasuki minggu kedua tidak ada kendala. Semua siswa, guru dan pegawai mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan SK Bersama 4 Menteri mulai dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak. Sebelum pembelajaran tatap muka terbatas dimulai, sekolah terlebih dahulu dikunjungi oleh tim satgas covid kecamatan, kepala puskesmas, pihak kepolisian, babinsa dan komite sekolah. Mereka melihat kesiapan sekolah apakah sudah siap melaksanakan tatap muka terbatas.

" Alhamdulillah hasil peninjauan tim satgas covid, sekolah kita sangat siap melaksanakan tatap muka terbatas baik dari segi kelengkapan sarana protokol kesehatan maupun kesiapan guru dan siswa. Simulasi video pembelajaran sudak kita buat sebagai pedoman pembelajaran tatap muka terbatas," kata Gafar, Kamis (18/2) di Pekanbaru

Jadwal pembelajaran tatap muka terbatas, kata Gafar, dilaksanakan dua kali seminggu dengan mengambil hari Senin dan Rabu (minggu 1). Lalu, minggu kedua pembelajaran dilakukan Selasa dan Kamis ( minggu ke 2 ), dan minggu depan kembali dihari Senin dan Rabu dan minggu depannya lagi Selasa dan Kamis. Begitu seterusnya secara bergantian. Bedanya pembelajaran minggu pertama dan kedua ini disebabkan terbatas tenaga pendidik yang mengajar disekolah. Selain itu, juga disebabkan satu guru yang mengajar dua mata pelajaran." Itu sebabnya kita ambil perbedaan hari tatap muka terbatas minggu pertama dengan minggu kedua. Lama jam tatap muka selama dua jam mulai jam 7.30 sampai dengan jam 9.30," kata Gafar.

Selain tatap muka terbatas, kata Gafar, sekolah tetap melaksanakan pembelajaran daring bagi siswa kelas X dan XI. Pembelajaran daring saat waktu tatap muka terbatas dilaksanakan setelah pembelajaran tatap muka mulai jam10 sampai jam 12. Sedangkan ketika tidak belajar tatap muka, pembelajaran daring dilakukan mulai jam 7.45 sampai dengan jam 12. Jumlah kelas XII yang melaksanakan tatap muka sebanyak 5 rombel dibagi dalam 10 ruang kelas. Masing masing kelas diisi maksimal 18 orang dengan jarak duduk 1.5 meter. Untuk jam istirahat tidak ada tapi siswa diberi waktu makan dan minum dikelas ditempat duduk masing masing dan itu diawasi oleh guru.

" Ketatnya protokol kesehatan disekolah sampai sampai jadwal pulangpun, kita atur waktunya 5 menit setiap kelas. Hal ini dilakukan agar siswa tidak berkurumun." kata Gafar. (zal)





Berita Terkait

Tulis Komentar