Jarak Luncur Awan Panas Gunung Merapi Makin Jauh

  • Jumat, 29 Januari 2021 - 19:29:07 WIB | Di Baca : 2151 Kali

SeRiau - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi. Salah satu buktinya yakni dengan adanya peningkatan gempa di permukaan dan kejadian guguran lava serta awan panas selama sepekan ini. Berikut laporan lengkap aktivitas Merapi selama sepekan periode 22-28 Januari 2021.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan dalam periode pengamatan aktivitas Merapi sepekan, tercatat ratusan kali guguran lava pijar, dan puluhan kali awan panas guguran. Jarak luncur awan panas mencapai 3,5 kilometer ke arah Kali Boyong.

"Dalam satu minggu ini guguran lava pijar teramati sebanyak 230 kali dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong. Awan panas guguran terjadi sebanyak 71 kali dengan jarak luncur maksimal 3.500 meter arah Kali Boyong," kata Hanik dalam keterangannya, Jumat (29/1/2021).

Hanik mengatakan dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 71 kali Awan panas guguran (AP), 6 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 105 kali gempa fase banyak (MP), 1148 kali gempa guguran (RF), 122 kali gempa hembusan (DG) dan 1 kali gempa tektonik (TT).

"Secara umum kegempaan internal pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu, sedangkan gempa di permukaan seperti gempa guguran dan awan panas meningkat," sebutnya.

Selain penurunan kegempaan internal, Hanik menyebut jika laju deformasi atau pemendekan di tubuh Merapi mengalami penurunan.

"Deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 0,4 cm per hari, menurun dari minggu sebelumnya," ucapnya.

Hanik menjelaskan dalam pekan ini turut teramati adanya penurunan volume kubah lava yang cukup banyak. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh kejadian awan panas dan guguran lava pijar.

"Pada tanggal 25 Januari 2021 volume kubah lava 2021 terukur sebesar 157.000 m3. Kemudian pada tanggal 28 Januari 2021 berkurang menjadi 62.000 m3 terutama akibat aktivitas guguran dan awan panas yang terjadi pada tanggal 26 dan 27 Januari 2021," ungkapnya.

Lebih lanjut, Hanik menjelaskan secara visual pada minggu ini cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah.

"Tinggi asap maksimum 750 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada tanggal 25 Januari 2021 pukul 05.30 WIB," ujarnya.

Hanik menyebut pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 240 mm per jam selama 135 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 27 Januari 2021. Akibat hujan itu dilaporkan adanya penambahan aliran di beberapa sungai yang berhulu di Merapi.

"Pada tanggal 25 Januari 2021 pukul 16.30 WIB dilaporkan terjadi penambahan aliran di Kali Boyong, Gendol, dan Woro," ungkapnya.

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan dalam tingkat Siaga.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Kemudian lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

BPPTKG juga merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.

Selain itu, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Merapi. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar