160 Ton Ikan Nila di Danau Maninjau Mati Keracunan

  • Kamis, 08 Februari 2018 - 21:32:51 WIB | Di Baca : 1435 Kali

LUBUKBASUNG, SeRiau - Sebanyak 160 ton ikan nila dari keramba jaring apung di Danau Maninjau, Sumatera Barat, mati keracunan pasca-angin kencang yang melanda daerah itu sejak Minggu (4/2/2018).

"Ini baru data sementara dan kemungkinan jumlahnya masih akan bertambah karena angin kencang masih melanda di daerah itu," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto, di Lubukbasung, Kamis.

Ermanto mengatakan, 160 ton ikan nila ini tersebar, masing-masing sekitar 50 ton di Nagari Bayur dan Maninjau, 85 ton di Sungai Batang, dan 25 ton di Tanjung Sani dan Koto Malintang. Ikan-ikan ini berasal dari ratusan petak keramba jaring apung dengan pemilik 35 orang.

Ukuran ikan yang mati, mulai dari bibit yang berusia dua bulan sampai ikan yang sudah siap panen.

"Ikan yang mati ini merupakan sisa budidaya pada akhir 2017, dan ada yang baru disemai oleh pembudidaya. Pembudidaya mengalami kerugian sekitar Rp 3,75 miliar," katanya.

Saat ini, bangkai ikan itu sudah mengapung ke permukaan danau vulkanik tersebut.

Sementara itu, pemerintah telah melarang pembudidaya ikan untuk tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau karena dapat menambah pencemaran.

Menurut dia, ikan ini mati akibat angin kencang melanda daerah itu sehingga sisa pakan ikan naik ke permukaan danau dan mengakibatkan oksigen menjadi berkurang. Dengan kondisi itu, ikan mengalami pusing dan mati setelah beberapa jam.

Sebelumnya, pemerintah telah melarang pembudidaya dengan keramba jaring apung di danau vulkanik tersebut karena Danau Maninjau sudah tercemar berat. Oleh karena itu, budidaya ikan harus dihentikan.

Ermanto menuturkan, sudah saatnya pembudi daya ikan mengalihkan budidaya dari keramba jaring apung ke kolam air deras, kolam air tenang, mina padi dan lainnya.

"Kami siap untuk membantu pembudidaya dengan meminjamkan alat berat, bibit ikan dan bantuan lainnya," katanya.

Salah seorang pembudidaya ikan, Firman (52), mengatakan, 18.000 ekor bibit ikan miliknya mati. Rata-rata berusia dua bulan.

"Bibit ini baru saya semai beberapa minggu lalu di enam petak keramba jaring apung," katanya. (*JJ)


Sumber: Kompas





Berita Terkait

Tulis Komentar