PM Singapura Nilai Ketegangan China-AS Memicu Konflik Militer


SeRiau - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan ada risiko ketegangan antara China dengan Amerika Serikat kian memanas dan bisa berujung besar.

Ia menilai kemungkinan konflik militer antara kedua negara pun meningkat dibanding lima tahun lalu, meskipun kemungkinannya tidak tinggi.

"Ini lebih mungkin terjadi dibandingkan lima tahun lalu, tapi saya pikir kemungkinan bentrokan militer belum tinggi," kata Lee dalam wawancara dengan BBC, dikutip Reuters pada Minggu (14/3).

"Tapi risiko ketegangan parah yang akan meningkatkan peluang di kemudian hari, saya pikir itu cukup besar," tambah dia.

Lee mempercayai risiko militer bisa dihindari jika kedua negara berhati-hati. Ia juga mengatakan dalam kondisi itu, Singapura tidak mungkin memilih salah satu dari China atau AS.

"Itu (risiko militer) bisa terjadi sebelum Anda mengharapkannya, jika ada kecelakaan. Jika (kedua) negara berhati-hati, itu tidak akan terjadi," lanjut Lee.

Diketahui hubungan antara AS dan China makin memburuk dalam beberapa dekade terakhir, khususnya ketika Donald Trump menjabat presiden As periode lalu.

Kondisi ini pun diperparah dengan menguatnya pengaruh Beijing di kancah global yang kemudian menjadi tantangan besar bagi AS yang selama ini memimpin di penjuru dunia.

AS dan China sendiri belakangan tengah berebut pengaruh di kawasan Indo-Pasifik, baik dalam isu praktek ekonomi di Beijing, Hongkong, Taiwan hingga masalah hak asasi manusia di Xinjiang.

Pemerintah AS dibawah Presiden Joe Biden pun telah berkomitmen untuk meninjau kebijakan AS terhadap China. Para diplomat dari kedua negara akan bertemu di Alaska pada 18 Maret dalam pertemuan tingkat tinggi pertama keduanya selama pemerintahan Biden. (**H)


Sumber: CNN Indonesia