Deutsche Bank Dikabarkan Setop Bisnis dengan Trump


SeRiau - Deutsche Bank dikabarkan tidak akan mau lagi berbisnis dengan Presiden AS Donald Trump atau perusahaannya di masa yang akan datang. Dikutip dari Reuters, Selasa (12/1), kebijakan itu ditempuh sebagai buntut aksi provokasi yang dilakukan oleh Trump dan berujung pada kerusuhan di Gedung Capitol AS pekan lalu.

Sementara itu, seorang juru bicara Deutsche Bank yang dimintai penjelasannya atas rencana penghentian kerja sama itu menolak berkomentar. Organisasi Trump juga tidak segera menanggapi pertanyaan yang disampaikan lewat email.

Pendukung Trump menyerang Gedung Capitol pada pekan lalu. Aksi tersebut dilakukan dalam rangka menghentikan proses pengesahan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden AS yang digelar November lalu.

Kepala Operasi Deutsche Bank AS Christiana Riley sebelumnya mengutuk kekerasan itu.

"Kami bangga dengan Konstitusi kami dan mendukung mereka yang berusaha menegakkannya untuk memastikan bahwa keinginan rakyat ditegakkan dan transisi kekuasaan secara damai terjadi," tulisnya.

Deutsche Bank adalah pemberi pinjaman terbesar bagi Trump. Salah satu pinjaman yang jumlahnya sekitar US$340 juta digelontorkan untuk Trump Organization.

Organisasi itu merupakan payung kelompok Trump yang diawasi oleh kedua putranya. Selain itu, pinjaman juga digelontorkan untuk lapangan golf di Miami dan hotel-hotel di Washington dan Chicago.

Sebelum kabar penghentian kerja sama itu berhembus, Reuters pada November lalu melaporkan Deutsche Bank memang sedang mencari cara untuk mengakhiri hubungannya dengan Trump setelah pemilihan AS.

Rencana itu muncul karena mereka sudah jengah dengan citra negatif yang mereka dapatkan akibat kerja sama dan ulah Trump.

Selain oleh Deutsche Bank, keinginan untuk menghentikan kerja sama dengan Trump juga muncul dari Asosiasi Golf Profesional Amerika dan R&A.

Keduanya mengumumkan bahwa mereka akan menghindari dua lapangan golf yang dimiliki oleh Trump setelah penyerbuan Capitol.

Langkah sama juga dilakukan Twitter dan Facebook. Usai kerusuhan di Capitol, mereka juga menutup akun media sosial Trump. (**H)


Sumber: CNN Indonesia