SeRiau - Koramil 11/Tambusai Kodim 0313/KPR melalui Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koptu Syahrizal Nasution  bersama dengan Perangkat Desa Sei Kumango beserta warga kembali lakukan pemantauan sejumlah titik rawan banjir. 

Pemantauan daerah rawan banjir dilakukan di bantaran Sungai Batang Sosah wilayah Dusun Kuala Tambusai, Desa Sei Kumango, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Senin (06/04). 

Curah hujan yang tinggi terus menerus mengguyur wilayah Kabupaten Padang Lawas tepatnya di Kecamatan Huragi yang berada di daerah Hulu Sungai Batang Sosah, membuat kemungkinan akan terjadinya banjir. Maka dari itu, Babinsa Kecamatan Tambusai selalu melakukan pemantauan debit air sungai.

Dalam pemantauan itu, Babinsa   Dusun Kuala Tambusai, Desa Sei Kumango, berkoordinasi dengan perangkat desa maupun warga masyarakat yang bermukim di wilayah bantaran sungai. 

Babinsa Koptu Syahrizal Nasution, mengatakan bahwa beberapa wilayah di Kecamatan Tambusai biasanya rutin terkena banjir kiriman apabila terjadi curah hujan yang tinggi di hulu sungai. "Kondisi ini membuat daerah yang sedikit rendah berada di pinggir bantaran sungai menjadi langganan banjir di saat curah hujan tinggi," ujar Syahrizal, Senin (6/4/2020).

"Dari pantauan kita, ahamdulillah untuk saat ini ketinggian air masih kondisi siaga. Namun kita akan tetap memantau dan terus melakukan komunikasi dengan sejumlah unsur terkait, sebagai antisipasi terhadap perkembangan situasi dan kondisi yang bisa saja berubah setiap waktu," tegasnya.

Afrizal (41) selaku Ketua RT, Dusun Kuala Tambusai Beliau sangat berterimakasih kepada Danramil 11/Tambusai yang sudah memerintahkan Babinsa dalam memantau secara langsung tentang ketinggian debit air.

"Kami merasa terbantu dengan informasi yang diberikan oleh Babinsa tentang debit air sungai.
Karena bila curah hujan cukup tinggi kami sangat merasa was-was, sebab saat ini tidak ada lagi hutan yang mampu menahan banjir," ungkapnya. 

Dijelaskannya, jika air Sungai Batang Sosah meluap maka airnya akan sampai ke permukiman warga, badan jalan dan areal pertanian. "Sehingga bisa melumpuhkan perekonomian warga khususnya di wilayah kami," imbuhnya. (**H)