Kasus Penderita HIV/ AIDS Meningkat Tiap Tahun di Pekanbaru

Kartini : Sosialisasi Dari Diskes Kurang Maksimal !

  • by Redaksi
  • Kamis, 10 Oktober 2019 - 16:22:58 WIB
Kartini SKM Anggota DPRD Pekanbaru Fraksi PKS


 


SeRiau- Tingginya kasus penderita HIV/AIDS di Kota Pekanbaru sangat disesalkan oleh kalangan legislatif di DPRD Kota Pekanbaru, bahkan jika tidak ada tindakan kongrit dari Dinas Kesehatan (Diskes) dan instansi-instansi terkait lainnya, maka tidak menutup kemungkinan tren kenaikan kasus HUV/AIDS akan terjadi setiap tahunnya.


Untuk itu, anggota DPRD Kota Pekanbaru Kartini berharap pemerintah kota Pekanbaru dalam hal ini Dinas Kesehatan (Diskes) menaruh perhatian penuh bahkan memprioritaskan tindakan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS kepada masyarakat secara konprehensif. Pasalnya selama ini dilapangan ia melihat sosilisasi mengenai apa itu HIV /AIDS, gajala, dampak dan solusi yang harus dilakukan masih sangat minim.


"Kita minta dilakukan tindakan pencegahan yang konprehensif, lakukan sosialisasi keberbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak usia sekolah, usia produktif yakni antara 20 hingga 30 tahun yang berada didunia kampus dan dunia kerja, bahkan sosialisasi yang kontinieu hingga tingkat keluarga, jika tidak kasus HIV/AIDS ini akan mengalami tren kenaikan setiap tahunnya," Ungkap Kartini saat ditemui Kamis (10/10/2019)


Politisi PKS ini menyakini banyak diantara masyarakat yang kurang tahu dengan HIV/AIDS dan bagaimana langkah pencegahan dan solusi yang harus diambil ketika berhadapan atau mengalami langsung dengan HIV/AIDS. Maka menurut Kartini harus dilakukan sosialisai yang maksimal baik dilingkungan masyarakat atau keluarga, lingkungan sekolah hingga lingkungan kampus dan lingkungan kerja.


"Pemerintah harus maksimal lakukan sosialisasi dan pencegahan, tentunnya juga dibarengi dengan pendekatan agama yang dilakukan oleh keluarga maupun pemerintah dengan bekoordinasi dengan dapartemen agama," Tambah Kartini.


Disamping itu, Kartini juga menghimbau agar masyarakat untuk intens melakukan pemeriksaan kesehatan, bahkan jika ada diantara masyarakat yang terkena atau terdampak penyebaran HIV/AIDS ini segera melaporkan ke pusat layanan kesehatan yang ada, bahkan masyarakat tidak perlu khawatir dan takut karena status setiap pasien atau korban dari penyebaran HIV/AIDS ini akan dilindungi dengan aman.


 "Kepada masyarakat atau penderita kita harap segera lakukan pemeriksaan keunit layanan kesehatan atau melapor ke dinas kesehatan, tidak usah takut karena setiap rumah sakit akan melindungi status pasien, karena makin didiamkan kita khawatir makin banyak korban," Pungkas Kartini.


Untuk diketahui, saat ini Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru sudah lakukan validasi data HIV/AIDS untuk Triwulan III tahun 2019. Mereka perbarui data penyebaran pengidap HIV/AIDS dari puskesmas. Data diperoleh dari para pengelola HIV/AIDS di Pekanbaru. Pelaporan ini mencakup pengidap yakni Lelaki Sex Lelaki (LSL), transgender, ibu hamil hingga pasien TB.


Ada juga pengidap yang tertular karena penggunaan jarum suntik. Jumlah pengidap HIV dari 2004 hingga September 2019 mencapai 1842. Sedangkan jumlah pengidap AIDS dalam rentang tahun 2004 hingga September 2019 capai 1455. 


"Kasus HIV/AIDS cendrung naik karena Pekanbaru adalah kota transit di Riau," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Muhammad Amin, Selasa (8/10/2010).


Menurutnya, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) pun ikut dalam upaya menekan penyebaran HIV/AIDS di Pekanbaru. Caranya dengan mengajak pasien HIV/AIDS aktif memeriksakan dirinya ke puskesmas.


Apalagi untuk layanan VCT tersedia di 21 puskesmas. "Mereka juga dibantu untuk akses pengobatan dan layanan kesehatan," terangnya.


Amin tidak lupa mengimbau agar waspadai penularan HIV/AIDS. Penularannya tidak cuma lewat hubungan seks.


"Ada penularan lewat transfusi darah dan penggunaan jarum suntik secara bergantian," ujarnya.(***)