Erdogan: Sekalian Saja Seluruh Dunia Tak Usah Punya Senjata Nuklir

  • by Redaksi
  • Rabu, 25 September 2019 - 18:53:22 WIB

SeRiau - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menekankan, seharusnya seluruh dunia diizinkan punya senjata nuklir, atau tidak usah punya sekalian.

Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, dia memperingatkan "ketimpangan" di antara pemilik kekuatan nuklir bisa berujung pada ketidakseimbangan global.

Turki meneken Traktat Proliferasi Nuklir 1980 dan Perjanjian Larangan Tes Nuklir Komprehensif 1996 yang melarang segala bentuk uji coba.

Erdogan sebelumnya sempat mengungkapkan dia ingin negaranya mempunyai senjata nuklir sama seperti Israel, yang oleh pengamat disebut memilikinya.

Dilansir Reuters Selasa (24/9/2019), Israel menerapkan kebijakan ambigu. Tidak membantah namun juga tidak membenarkan kabar mereka mempunyai senjata pemusnah massal itu.

"Posisi kepemilikan senjata nuklir harusnya diizinkan bagi seluruh dunia, atau sekalian saja dunia tak punya," kata Erdogan di Sidang Umum PBB.

Dalam pidatonya, dia juga mendesak supaya dunia membantu mengamankan keamanan dan perdamaian di kota Suriah, Idlib.

Erdogan menerangkan, menerapkan "zona aman" di kota yang berada di kawasan utara Suriah itu bakal menyelamatkan banyak nyawa.

Saat ini, Turki menampung hingga 3,6 juta pengungsi Suriah, mengatur kawasan utara di mana 350.000 pengungsi diklaim sudah pulang.

Ankara berencana menempatkan satu juta pengungsi di sana, dan mengancam bakal membanjiri Eropa jika tak mendapat bantuan yang dibutuhkan.

Turki meradang ketika Amerika Serikat ( AS) mendukung pasukan Kurdi yang jadi garda terdepan melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Ankara menuding Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) merupakan orrganisasi teroris, dan ingin mengenyahkan mereka dari perbatasan sejauh 400 kilometer.

Sebagai sekutu di NATO, Turki dan AS memulai patroli gabungan udara dan darat di sejumlah kawasan perbatasan dengan Suriah.

Tetapi Turki mengeluhkan Washington yang bergerak terlalu lambat untuk mendirikan zona aman guna mendorong Kurdi keluar dari perbatasan. (**H)


Sumber: KOMPAS.com