Rhoma Irama Sebut Islam Tercederai karena Ketua Umum PPP Ditangkap KPK


SeRiau - Musikus senior Rhoma Irama mengaku syok setelah mendengar kabar Romahurmuziy alias Rommy, mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga menerima suap.

Sang raja dangdut menganggap penangkapan pemimpin tertinggi partai berlambang Kakbah itu mencoreng citra umat Islam. Lagi pula Rhoma pernah mengabdi atau menjadi kader PPP pada era 1970-an sehingga merasa masih cukup memiliki partai itu.

“Ini sangat menyakitkan. Kalau partai politik [lain] korupsi, tidak begitu mengejutkan. Ini partai Islam dengan simbol Islam. Kami sangat tercederai dan tersakiti,” katanya dalam forum Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan tvOnepada Selasa malam, 19 Maret 2019.

Rhoma bercerita, dahulu waktu dia masih aktif sebagai kader atau politikus PPP pada masa Orde Baru, situasi politik Tanah Air seolah benar-benar perjuangan antara hidup dan mati. Sebab kala itu pertarungannya ialah antara kelompok-kelompok atau partai politik berideologi Islam, nasionalis-sekuler, dan komunis.

Rhoma bergabung dengan PPP dengan niat ikhlas untuk berjuang demi Islam dan bangsa dan negara. Dia rela andai harus kehilangan peluang kariernya sebagai musikus dangdut yang sedang populer kala itu.

“Dahulu, politik itu benar-benar berdarah-darah, seperti antara hidup dan mati. Saya bergabung dengan PPP untuk mengabdikan diri kepada agama Islam,” katanya.

Namun belakangan dia kecewa ketika melihat PPP sudah melenceng dari garis perjuangan umat Islam, terutama ketika Suryadharma Ali, mantan ketua umum PPP dan mantan menteri agama, dipenjara gara-gara terbukti korupsi.

Kasus terbaru ialah Romahurmuziy sebagai ketua umum PPP yang ditangkap KPK atas dugaan menerima sejumlah uang berkaitan dengan jual-beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama. 

“Saya kira, arwah pendiri PPP, dan yang membuat logo Kakbah (logo PPP) itu, tidak akan pernah rela dengan ini,” katanya. (**H)


Sumber: VIVA