Militer China Berlatih untuk Menyerang AS di Pasifik

  • by Redaksi
  • Sabtu, 18 Agustus 2018 - 09:15:38 WIB


SeRiau - Kementerian Pertahanan Pentagon melaporkan, kemungkinan militer China sedang berlatih melakukan penyerangan terhadap Amerika Serikat dan sasaran-sasaran sekutu di Pasifik.

Laporan tahunan ke Kongres menyatakan China terus meningkatkan kemampuan mengirimkan pesawat pembom ke kawasan yang lebih luas.

Dokumen tersebut menggarisbawahi peningkatan kemampuan militer, termasuk anggaran pertahanan sekitar USD190 miliar atau Rp2.780 triliun, sepertiga dari anggaran keseluruhan.

Peringatan tentang serangan udara adalah salah satu bagian dari penilaian menyeluruh ambisi militer dan ekonomi China.

"Dalam tiga tahun terakhir, Angkatan Bersenjata Pembebasan Rakyat (PLA) dengan cepat memperluas daerah operasi pengeboman di laut, meningkatkan pengalaman dalam hal maritim penting dan kemungkinan latihan penyerangan terhadap AS dan sasaran sekutu," kata laporan tersebut.

Laporan kemudian menyebutkan tidak jelas apa yang China ingin buktikan lewat penerbangan tersebut.
PLA kemungkinan ingin menunjukkan "kemampuan menyerang AS dan kekuatan sekutu serta markas militer di Samudra Pasifik barat, termasuk Guam," tambah laporan itu.

China, disebutkan, sedang merestukturisasi kekuatan darat untuk "berperang dan menang".
"Tujuan sejumlah reformasi ini adalah untuk menciptakan kekuatan daratan yang lebih mudah bergerak dan mematikan sebagai inti dari operasi bersama," kata laporan tersebut.

Anggaran militer China diperkirakan akan meningkat menjadi USD240 miliar atau Rp3.511 triliun dalam 10 tahun ke depan, sebut pengkajian tersebut.
Dokumen itu juga menggarisbawahi peningkatan program angkasa luar China "meskipun terdapat pandangan masyarakat yang menentang militerisasi angkasa luar".

Pada bulan Juni lalu, Presiden Donald Trump mengumumkan keinginannya untuk membentuk bagian ke enam angkatan bersenjata AS - "kekuatan angkasa luar".
Di mana wilayah ketegangan?

AS mengkhawatirkan peningkatan pengaruh China di Pasifik, kawasan di mana Washington masih memainkan peran penting.

Salah satu wilayah paling penting adalah Laut China Selatan, di mana sebagian besar daerahnya diklaim China dan sejumlah negara lain.

Militer AS selalu berusaha memperlihatkan kebebasan navigasi dengan melakukan penerbangan di atas Laut China Selatan.

China sepertinya sedang memperluas fasilitas militer di kepulauan dan karang di wilayah tersebut serta telah melancarkan pemboman saat melakukan pelatihan.

Reef di wilayah sengketa Kepulauan Spratly, Laut China Selatan. Daerah genting lainnya adalah Taiwan, yang dipandang Cina sebagai provinsi yang memisahkan diri.

Dokumen tersebut memperingatkan China "kemungkinan mempersiapkan rencana untuk menyatukan Taiwan dan China dengan menggunakan kekerasan".
"Jika Amerika Serikat melibatkan diri, China akan berusaha menunda campur tangan dan berusaha menang dengan perang secara intensif, terbatas dan dalam waktu singkat," lanjut laporan itu.

AS memutus hubungan resmi dengan Taiwan pada tahun 1979 tetapi tetap terus membina hubungan politik dan keamanan yang erat. Hal ini membuat Beijing tidak nyaman.


Amerika juga terus berusaha memelihara kehadiran militer di Jepang, yang bersengketa wilayah dengan China dan Filipina.

Apa yang dilakukan untuk mengatasi ketegangan?

Laporan Pentagon menekankan AS "mengusahakan hubungan konstruktif dengan China".

Pejabat Amerika dan Cina secara teratur melakukan pertemuan. Pada bulan Juni, James Mattis menjadi menteri pertahanan AS pertama yang mengunjungi Cina sejak tahun 2014.

 

 

 

 

 

 

Sumber okezone