Malaria Diprediksi Jadi Ancaman untuk Perhelatan PON di Papua


SeRiau - Papua dan Papua Barat telah ditunjuk jadi penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 pada tahun 2020. Papua sendiri mengklaim telah membangun serangkaian infrastruktur untuk menyambut event olahraga terbesar di Indonesia tersebut.

Selain isu infrastruktur, penyakit malaria menjadi ancaman tersendiri bagi pendatang di Papua. Ada istilah bahwa pendatang belum betul-betul merasakan singgah di Papua jika belum terserang penyakit mematikan ini. Stigma tersebut bisa jadi ancaman dalam perhelatan PON mendatang.

Kasus-kasus malaria ini terutama banyak ditemukan di daerah kawasan Timur Indonesia ( KTI), yaitu Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku dan Maluku Utara. Di Papua sendiri, Kabupaten Mimika menjadi satu dari lima daerah Kabupaten penyumbang kasus malaria terbanyak di Indonesia. Adapun empat kabupaten lainnya adalah Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi, dan Kabupaten Boven Digoel.

Pemerintah Papua, Khususnya Kabupaten Mimika sendiri sudah melakukan ribuan cara untuk membasmi malaria. Pemerintah sendiri sejak 2013 telah melakukan penyemprotan insektisida ke 17 ribu rumah di Timika. Pada tahun berikutnya yaitu pada 2014, angka ini bertambah hingga 24.037 rumah, dan di tahun 2015 menjadi 24,958 rumah.

Selain itu, sejak tahun 2013, Pemerintah Daerah menyebarkan kelambu untuk dipasang di rumah-rumah warga yang dekat dengan hutan endemik malaria. Jumlah kelambu dipasang mencapai 34.984 kelambu, kemudian pada 2014, angka itu bertambah hingga 61.147. Dengan upaya itu, pemerintah setempat mengaku telah mengurangi dampak malaria hingga 63,5%

Pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika menggandeng pihak swasta yakni PT Freeport Indonesia atau Community Health Development (CHD) membentuk Malaria Center sebagai upaya dari program Papua Bebas Malaria 2026.

Manager CHD Freeport Indonesia, Govert Waramori menjelaskan selain ke rumah-rumah, Malaria Center juga kerap mengadakan sosialisasi dan tindakan pencegahan ke sekolah-sekolah dasar yang ada di Timika. Hasilnya, terjadi penurunan penderita malaria yang signifikan di wilayah tersebut. Tercatat dari tujuh Sekolah Dasar (SD) yang termasuk ke dalam wilayah kerja Malaria Center, ditemukan adanya penurunan kasus positif malaria dari 88 kasus di tahun 2013 menjadi 28 kasus di tahun 2016.

"Kita sedang berkolaborasi dan koordinasi bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika untuk menggiatkan kembali usaha pengendalian malaria. Harapannya dalam mencapai target Kabupaten Mimika bebas Malaria tahun 2026, kita bisa menjaga juga agar masalah Malaria tidak mengganggu penyelenggaraan PON di Papua,” kata Govert. (**H)


Sumber: Okezone