MENU TUTUP

Mudik Sehat Pada Masa Era Pandemi  Covid-19

Sabtu, 23 April 2022 | 14:31:51 WIB | Di Baca : 6555 Kali
Mudik Sehat Pada Masa Era Pandemi  Covid-19

 

Seriau,- Mudik merupakan fenomena sosial di Indonesia yang terjadi setiap tahun. Mudik pada dasarnya dimaknai sebagai pulang ke kampung halaman, khususnya pada hari-hari besar seperti hari Lebaran. Fenomena mudik mulai menjadi tren sejak berkembangnya kota-kota besar di Indonesia pada awal tahun 1970-an (Somantri, 2007). 

Sejak tahun 70-an, kota-kota berkembang sebagai simpul sumber penghidupan sekaligus tempat singgah bagi para pendatang yang berasal dari berbagai daerah. Warga kota, khususnya pendatang dari desa yang telah bermigrasi cukup lama ke kota biasanya melakukan aktivitas mudik pada hari libur kerja yang panjang dan bermakna kultural seperti Lebaran, Natal maupun Tahun Baru (Somantri, 2007). 

Dari tahun ke tahun, mudik tidak pernah menjadi hal yang mengkhawatirkan selain persoalan kemacetan lalau lintas. Namun, pada tahun 2022 ini, Seiring dengan musim mudik, ini artinya aktivitas dan mobilitas masyarakat juga meningkat. Meski diprediksikan tidak akan terjadi kelonjakan kasus, tapi kasus positif Covid-19 harian dipastikan angkanya mungkin bisa akan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sekarang.

Pada masa pandemi COVID-19, kota-kota besar tidak hanya menjadi simpul kegiatan ekonomi, tetapi juga menjadi simpul penyebaran COVID-19. 

Mobilitas manusia yang tinggi di wilayah perkotaan kini menjadi faktor utama dalam penyebaran COVID-19. Pandemi COVID-19 tidak menjadi penghalang bagi penduduk untuk melakukan kegiatan mudik. Aliran mudik terbesar diperkirakan akan terjadi dari kota besar karena menjadi wilayah pengirim pemudik terbesar, sedangkan kota baru mulai berkembang sebagai provinsi penerima terbesar. 

Di samping soal kultur masyarakat, motivasi mudik yang dimiliki sebagian penduduk pada tahun ini juga disebabkan oleh beberapa alasan, di antaranya karena adanya ketidakpastian atau hilangnya pekerjaan akibat dampak COVID-19, berpisah dari keluarga, perubahan Temuan juga menunjukkan bahwa paling banyak mudik. Namun demikian, temuan tersebut cukup memberikan informasi bahwa kelompok pekerja, baik formal maupun informal perlu menjadi perhatian dalam hal mudik tahun ini. 

Mudik jadi sangat mengkhawatirkan karena membuka potensi bahaya lainnya karena pemudik belum tentu 100 persen bebas dari virus.

Pemudik sangat berpotensi menjadi carrier atau pembawa virus dari daerah yang telah terpapar COVID-19 sehingga dapat menjadi sumber penularan dan memperluas wilayah keterpaparan COVID-19. Potensi virus menginfeksi lebih banyak orang semakin besar sehingga episentrum COVID-19 bisa muncul akibat tingginya suatu aliran mudik ke suatu wilayah.

Hal ini terbukti dengan fakta di pulau jawa sebagai wilayah yang diperkirakan menjadi wilayah terbesar sebagai penerima pemudik kini telah menjadi episentrum baru penyebaran COVID-19 dan Potensi pola aliran mudik dan penularan yang telah diulas sangat mungkin terjadi baik pada tahun ini maupun pada tahun berikutnya jika pandemi belum usai. Intervensi yang harus dilakukan  pemerintah sangat diperlukan dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19, salah satunya dengan mengeluarkan peraturan  mudik dan juga mengatur kebijakan transportasi darat dan udara  serta laut, untuk membatasi mobilitas penduduk seperti yang telah dilakukan pada tahun ini.

Di samping itu, pemudik juga harus didukung dengan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat serta koordinasi yang baik antar pemerintah daerah agar antisipasi penyebaran COVID-19 dapat berjalan optimal. Kudus ( 2022 ) Pemudik kali ini harus menjalankan prokes wajib dilakukan. Makna Transportasi tidak hanya menjaga keselamatan, keamanan, kenyamanan, tetapi juga aspek Kesehatan saat mulai keberangkatan.

Simpul transportasi seperti Bandara, Pelabuhan, Terminal harus disediakan sentra vaksinasi, aga pemudik dengan angkutan umum bisa memilih akan vaksin ketiga dan kedua. Bagi pengguna kendaraan Pribadi, yang memiliki komirbid disaran jangan untuk memaksakan diri membawa kendaraan, dan tempat peristerihatan menjadi hal sangat penting bagi para pemudik. Rest area, kalau untuk jalan tol yang tidak dapat menampung bagi pemudik diarahkan di luar jalan tol.

 

Penulis: Ir.H. Abdul Kudus Zaini, MT,MS,Tr,IPM (Dosen Fakultas Teknik Jurusan Sipil  Universitas Islam Riau)


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Jalan Simpang SKA Di Perlebar, Ginda: Kita Dukung Semoga Cepat Terlaksana

2

DPC PDI-P Rohil Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

3

Negara Hadir, 85 KK Warga Dusun Terpencil di Pelalawan Riau Kini Nikmati Listrik PLN 24 Jam Jelang Idul Fitri 1445 H

4

Wujudkan Momen Manis Silahturahmi Dengan Berkendara #Cari Aman

5

Sambut Mudik 2024, PLN Tambah 5 SPKLU di Riau