Gelar Pelatihan Identifikasi Bakat Olahraga Usia Dini, KONI Pekanbaru Hadirkan Pakar
SeRiau - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pekanbaru akan menggelar pelatihan identifikasi bakat olahraga usia dini selama 2 hari yakni 21-22 Agustus. Kegiatan digelasr secara virtual mengingat pandemi Covid-19 masih tinggi di Pekanbaru.
Ketua KONI Pekanbaru Anis Murzil mengatakan, kegiatan identifikasi bakat ini untuk menguji bakat siswa dan anak usia dini. Pihaknya akan melakukan pelatihan identitifikasi bakat olahraga ini kepada pelatih cabang olahraga (Cabor), guru olahraga di SD, SMP, TK, dosen, dan mahasiswa kependidikan olahraga.
Ia mengatakan pelatihan ini memang sengaja dilaksanakan untuk semua komponen pelatih olahraga, baik itu di olahraga pendidikan kemudian di cabang olahraga.
"Dengan tujuan supaya mereka semua satu pemahaman terhadap bagaimana identifikasi bakat olahraga kepada anak usia dini. Apa-apa saja alat ukurnya, kemudian metode apa yang digunakan, ini kita akan sama ratakan di Kota Pekanbaru," ujar Anis, Jumat (20/8/2021).
Setelah pelatihan itu, pihaknya akan mengadakan uji identifikasi bakat kepada 1000 anak sebagai pilot projek di Kota Pekanbaru.
"Nah kita akan mengukur serta mengumpulkan data, apa bakat olahraga anak di Kota Pekanbaru. Baik itu yang ada di pinggiran, tengah kota, di pinggiran sungai, di komplek pemukiman padat penduduk. Kita akan ambil sampel di semua titik. Kita akan ambil 1000 anak nanti untuk mengumpulkan data, apa sih bakat anak yang ada di Kota pekanbaru di bidang olahraganya. Apakah itu cenderung ke bola kaki, apakah itu cenderung ke renang, panjat tebing dan segala macamnya dengan berbagai karakter daerah di Pekanbaru, itu yang kita lakukan," jelasnya.
Dalam kegiatan pelatihan ini, KONI Pekanbaru membatasi peserta hanya 100 peserta saja. Namun karena antusias yang semakin banyak, setelah pendaftaran ditutup ternyata masih ada yang menghubungi panitia dan ingin ikut dalam kegiatan tersebut. Akhirnya ada 195 peserta yang dipastikan ikut dalam pelatihan tersebut.
"Untuk peserta paling banyak diikuti oleh guru SD sekitar 52 persen, kemudian 37 persen guru SMP dan kemudian 15 persen pelatih Cabor, dosen dan mahasiswa. Ini memang tersebar dengan target peserta sesuai dengan yang kita inginkan," ucapnya.
Untuk pamateri, pihaknya akan menghadirkan Ketua Identifikasi Bakat Indonesia, Profesor Syahrial Bakhtiar yang juga Ketua Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia. Selain itu Profesor Syahrial Bakhtiar juga adalah guru besar di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
"Target pelatihan kita ini adalah bagaimana memberi pemahaman yang sama pada guru olahraga SD, SMP, TK dan pelatih olahraga bagaimana cara mengukur identifikasi bakat anak di usia dini. Apa alat ukurnya, bagaimana metode yang kita lakukan
kemudian data itu untuk apa. Nah ini yang perlu kita berikan pemahaman pada seluruh peserta," terangnya.
Tidak sebatas teori, dalam pelatihan di hari kedua akan dilakukan ujian praktek lapangan.
Anis berharap, setelah pelatih ini dilaksanakan, para peserta yang terdiri dari pelatih dan guru serta seluruh alumni pelatihan ini dapat membentuk satu forum Identifikasi Bakat Olahraga yang kemudian menerapkan ilmu yang sudah diberikan untuk mengumpulkan data bakat olahraga anak usia dini di Kota Pekanbaru.
"Pelatihan ini menjadi hulu dari roadmap perancangan design olahraga prestasi di Pekanbaru. Jika kita sudah mendapatkan data bakat olahraga anak usia dini di Pekanbaru, maka program yang akan disusun nantinya akan mengikuti dan mengarahkan bakat yang dimiliki anak. Sehingga singkron antara program yang disusun dengan kebutuhan yang dimiliki anak," pungkasnya. (**H)
