MENU TUTUP

HNW Sebut RI Punya Potensi Perpecahan Lebih Besar dari Uni Soviet

Kamis, 05 November 2020 | 20:19:06 WIB | Di Baca : 1839 Kali
HNW Sebut RI Punya Potensi Perpecahan Lebih Besar dari Uni Soviet

SeRiau - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengingatkan Indonesia adalah negara yang memiliki potensi perpecahan yang sangat besar, bahkan lebih besar dari Uni Soviet, negara yang saat ini sudah hilang dari peta dunia. Bekas wilayah Soviet sudah menjadi negara-negara kecil yang memiliki nama sendiri-sendiri. Hal tersebut lantaran Indonesia memiliki keragaman mulai dari suku hingga bahasa.

"Keberagaman di Indonesia jauh lebih besar dibanding Uni Soviet. Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku bangsa dan bahasa. Selain itu, Indonesia juga memiliki keragaman agama. Semua itu membuat potensi perpecahan di Indonesia sangat tinggi," kata HNW dalam keterangannya, Kamis (5/11/2020).

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA, secara virtual saat menjadi pembicara pada acara Temu Tokoh Nasional / Kebangsaan di hadapan keluarga besar Yayasan Pendidikan Ruhama Depok.

Acara tersebut berlangsung di ruang pertemuan SMPIT-SMAIT Ruhama, Cilangkap, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (5/11) kemarin. Selain Hidayat acara tersebut juga menghadirkan pembicara dari tokoh masyarakat Jawa Barat TB. Soenmandjaja.

Meski punya potensi untuk pecah, Hidayat mengatakan Indonesia berdiri di atas kesepakatan para pendirinya, sehingga membuat Indonesia tetap bersatu meski diterjang ancaman perpecahan. Salah satu kesepakatan yang penting bagi NKRI adalah Sumpah Pemuda yang merupakan tekad bulat para perwakilan pemuda dari berbagai wilayah Indonesia untuk melebur diri ke dalam Indonesia.

"Padahal, saat datang di acara tersebut, masing masing perwakilan pemuda, itu memiliki bangsa dan bahasa yang berbeda-beda. Tetapi, mereka mau menerima kesepakatan untuk meleburkan diri ke dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia," kata HNW menambahkan.

Selain Sumpah Pemuda, HNW menyebut kesepakatan tentang dasar dan Ideologi Pancasila yang terjadi pada 18 Agustus 1945, membuat persatuan dan kesatuan Indonesia semakin kokoh. Padahal, sebelum Pancasila disepakati sebagai dasar dan ideologi negara, sempat terjadi ketegangan yang berpotensi menyebabkan perpecahan.

"Saat itu perwakilan masyarakat Indonesia Timur, berkeberatan terhadap tujuh kata yang ada dalam piagam Jakarta. Beruntung, para pendiri bangsa bisa menerima keberatan tersebut, dan selamatlah Indonesia dari perpecahan," kata Hidayat lagi.

HNW pun berharap seluruh kesepakatan yang pernah dibuat para pendiri bangsa, itu terus dipertahankan. Sehingga tidak boleh ada upaya untuk mengingkari kesepakatan yang pernah dibuat apalagi mengganti. Apabila terjadi, bukan tidak mungkin Indonesia akan bernasib sama dengan Uni Soviet.

Ikut hadir pada acara tersebut, Ketua DPRD kota Depok Ir. Teungku Muhammad Yusuf Saputra, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok: Mohammad Thamrin, S.Sos., MM, Pembina Yayasan Pendidikan Ruhama H. Bambang Sutopo, MM, MBA dan Hj. Agustin Kurniawati, S.Pd. serta Ketua Yayasan Pendidikan Ruhama, H. Arafi Mughni. (**H)


Sumber: detikNews


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Kirim 3 Cabang ke FLS2N Seleksi Tingkat Nasional, Ini Target Kepala SMAN 13 Pekanbaru

2

Sekdisdik Riau Puji Penampilan Juara 1 FLS2N SMA. Ini Nama Pemenang Lomba

3

Lunasi Utang Obligasi Dollar AS, PGN Tunjukan Pengelolaan Kinerja yang Sehat dan Berkelanjutan

4

DLH Rohil Laksanakan Kick Off dan Konsultasi Publik l KLHS RPJMD Tahun 2025-2029

5

Ciptakan SDM Unggul, Edi Haryono Harapkan Tamatan SMK Akbar Kerja Sambil Kuliah