MENU TUTUP

DPR Usul Dana POP Dialihkan untuk Subsidi Internet Siswa

Kamis, 30 Juli 2020 | 18:23:36 WIB | Di Baca : 1985 Kali
DPR Usul Dana POP Dialihkan untuk Subsidi Internet Siswa

SeRiau - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyarankan agar anggaran Rp495 miliar dari Program Organisasi Penggerak (POP) dialihkan untuk mensubsidi kegiatan belajar siswa di daerah selama pandemi virus corona.

Dana itu, kata Syaiful, bisa digunakan untuk subsidi kuota dan membeli ponsel pintar (smartphone) bagi siswa yang kesulitan belajar jarak jauh.

Menurutnya, anggaran sebesar Rp100 miliar sudah cukup bagus apabila Mendikbud Nadiem Makarim tetap ingin melaksanakan POP.

"Selebihnya kurang lebih sekitar Rp495 miliar mendingan dipakai untuk mensubsidi kuota dan pembelian smartphone untuk anak-anak peserta didik di daerah-daerah yang mengalami kesulitan menyangkut soal ini," kata Syaiful dalam diskusi bertajuk 'Polemik POP Kemendikbud, Kemana Arah Pendidikan Indonesia' di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/7).

Ia mengakui bahwa Komisi X DPR awalnya setuju dengan rencana penyelenggaraan POP karena memandang program tersebut akan menjadi program peningkatan kapasitas guru, kepala sekolah, serta tenaga pendidikan kala itu. 

Namun, lanjutnya, persetujuan tersebut diberikan sebelum Covid-19 mewabah di Indonesia alias untuk dilaksanakan dalam situasi normal.

Menurut Syaiful, Kemendikbud harus membuat skema atau program yang berbeda di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

"POP ini awalnya di desain dalam suasana normal, jadi kemudian tiba-tiba akan dilaksanakan pada darurat pandemi Covid-19. Mau tidak mau, bahkan wajib hukumnya skemanya harus berbeda dari desain awal karena memang dilaksanakan suasana normal.

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah bersama dua organisasi masyarakat lainnya, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif PBNU memutuskan mundur dari POP.

Mereka memutuskan mundur setelah Tanoto Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna terpilih menjadi peserta POP. Mereka juga menilai ada sejumlah ormas tak kompeten yang diloloskan dengan hibah dana besar.

Nadiem merespons hal ini dengan permintaan maaf kepada Muhammadiyah, NU dan PGRI melalui rekaman video. Ia menyatakan Tanoto Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna membiayai pelatihan secara mandiri.

Nadiem sendiri diketahui telah mendatangi Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah di Jakarta pada Rabu (29/7), untuk menyampaikan permintaan maaf ihwal POP yang jadi polemik.

"Mendikbud menyampaikan permintaan maaf dan berjanji akan mengevaluasi program POP," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti melalui keterangan tertulis. (**H)


Sumber: CNN Indonesia


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Lulusan Institut MASTER, 80 Persen Sudah Bekerja dan Siap Jadi Agen Perubahan

2

Kirim 3 Cabang ke FLS2N Seleksi Tingkat Nasional, Ini Target Kepala SMAN 13 Pekanbaru

3

Sekdisdik Riau Puji Penampilan Juara 1 FLS2N SMA. Ini Nama Pemenang Lomba

4

Lunasi Utang Obligasi Dollar AS, PGN Tunjukan Pengelolaan Kinerja yang Sehat dan Berkelanjutan

5

DLH Rohil Laksanakan Kick Off dan Konsultasi Publik l KLHS RPJMD Tahun 2025-2029