MENU TUTUP

Kritik PDIP ke Ketua MPR: Sidang Tahunan MPR Bukan Forum Partisan

Jumat, 17 Agustus 2018 | 08:31:07 WIB | Di Baca : 1186 Kali
Kritik PDIP ke Ketua MPR: Sidang Tahunan MPR Bukan Forum Partisan

 

SeRiau - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengkritik pemerintahan Jokowi-JK saat berpidato dalam Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD bersama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.

Zulkifli Hasan menyoroti harga bahan pokok yang melonjak tinggi dan dikeluhkan para 'emak-emak' di Indonesia.

Kritik pria yang biasa disapa Zulhas itu pun menuai reaksi dari PDIP. Politikus PDIP Charles Honoris menyesalkan kritik yang disampaikan Ketum PAN itu. Sebab, hal itu disampaikan dalam forum tahunan untuk penyampaian laporan kinerja lembaga negara.

"Pasal 66 Peraturan MPR Nomor 1 Tahun 2014 itu menyebutkan sidang tahunan itu untuk 'memfasilitasi lembaga-lembaga negara menyampaikan laporan kinerja'. Jadi, bukan forum untuk politik partisan," kata Charles, Kamis , 16 Agustus 2018.

Dia menegaskan, seharusnya pidato Zulkilfli Hasanfokus saja pada laporan kinerja MPR selama setahun ke belakang, seperti yang dilakukan Ketua DPR dan Ketua DPD. Menurutnya, kritik Zulhas kepada Jokowi tidak terlepas dari posisi PAN di Pilpres 2019.

"Jadi Pak Zulkifli seharusnya sadar bahwa dia pidato sebagai Ketua MPR, bukan Ketum PAN yang sudah mendukung kubu lain, sehingga dia terlihat sangat bersemangat mengkritik Jokowi," kata Charles.

Anggota Komisi I DPR ini mengatakan, Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD juga adalah forum terhormat dan pemersatu menjelang peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. "Ini malah dijadikan forum partisan. Jelas Ketua MPR kali ini bukan seorang negarawan," kata dia.
 
Tidak Sesuai Data

Selain itu, Charles juga mengkritik balik kritik Zulhas yang menurutnya tidak berbasis data. Misalnya soal harga sembako dan daya beli masyarakat yang disebut Zulhas sebagai 'aspirasi emak-emak'.

"Kalau disebut Pak Zulkifli harga-harga mahal mana datanya? Menurut data BPS per Juli 2018, inflasi kita saja 3,18 persen. Inflasi serendah ini tidak pernah terjadi di era pemerintahan sebelumnya," katanya.

Sementara soal kemiskinan, dia menyatakan baru di era Jokowi angka kemiskinan menyentuk satu digit. Menurut data BPS, angka kemiskinan per Maret 2018 sebesar 25,95 juta jiwa (9,82 persen).

"Jadi turun signifikan dari 28,59 jiwa per Maret 2015, Ini terendah dalam sejarah. Jadi kalau mengkritik harus berbasis data jangan fiksi. Karena ukuran keberhasilan kinerja Pak Jokowi berdasarkan data. Bukan asal omong," katanya.

 

 

 

 

 


Sumber Liputan6.com


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Jalan Simpang SKA Di Perlebar, Ginda: Kita Dukung Semoga Cepat Terlaksana

2

DPC PDI-P Rohil Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

3

Open House Hari Kedua di Kediaman Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho Dihadiri 3.000 Warga

4

Lapas Bagansiapiapi Bersama Warga Binaan Gelar Shalat Idul Fitri 1445 H

5

Negara Hadir, 85 KK Warga Dusun Terpencil di Pelalawan Riau Kini Nikmati Listrik PLN 24 Jam Jelang Idul Fitri 1445 H