Tahun ke 2, PPPUD UMKM Ikan Patin Putra Niaga Fokus Tingkatkan Kapasitas Produksi dan Keterampilan Peningkatan Mutu

  • Jumat, 14 Agustus 2020 - 12:05:21 WIB | Di Baca : 2863 Kali

 

Seriau,- Kegiatan Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) di UMKM Putra Niaga, Kabupaten Kampar Provinsi Riau tahun kedua ini fokus pada peningkatkan kapasitas produksi dan keterampilan yang berdampak pada peningkatan mutu produk.

" Beberapa kegiatan tahun ke 2 yang telah kita lakukan antara lain pembongkaran dan pembangunan kembali fasilitas rumah pengolahan ikan permanen yang terdiri dari bak penampungan air, tempat penyiangan dan pencucian ikan," kata ketua dosen penerima dana hibah Dikti, Dr. Dewi Fortuna Ayu, S.TP. MSi, Jumat (13/8) di Pekanbaru.

Selain Dewi, tiga dosen lagi yang mengerjakan program pengembangan produk unggulan daerah adalah Dr Andarini Diharmi S.Pi, M.Si., Dr. Ir Evy Rossi M.Sc., dan Ir Syahrul M.Si. Pada tahun ke 2 ini juga dilakukan pelatihan Good Manufacturing Practices mengenai tata cara pengolahan pangan yang baik guna memenuhi standar mutu ikan asap dengan pengasapan panas (SNI 2725:2013). Pada tahun ke 2 ini juga dilakukan perhitungan masa simpan ikan patin asap menggunakan metode akselerasi menggunakan kemasan HDPE dan aluminium foil dengan teknik vakum dan non vakum." Hasil kegiatan PPPUD pada tahun II menunjukkan bahwa fasilitas rumah pengolahan ikan yang baru mampu memberikan dampak peningkatan kapasitas produksi ikan patin asap serta pelatihan Good Manufacturing Practices yang dilakukan mampu meningkatkan ketrampilan para pekerja untuk meningkatkan mutu ikan patin asap," kata Dewi

Dikatakan Dewi, fasilitas sarana dan prasanan yang lebih bersih, lengkap dan terjangkau menyebabkan para pekerja dapat bekerja lebih cepat dalam penyelesaian proses penyiangan. Biasanya proses penyiangan ikan dilakukan selama 8 jam, namun dengan adanya fasilitas ini proses penyiangan dapat dilaksanakan selama 7 jam. Hal berdampak pada semakin besarnya kapasitas produksi untuk mengasapkan ikan patin segar yang semula 800-900 kg/produksi menjadi 1-1.2 ton/hari per produksi dengan menggunakan jumlah tenaga kerja yang sama.  Peningkatan kapasitas produksi ini tentunya berdampak pada peningkatan omset produksi sebesar 30%. Kegiatan pelatihan Good Mauufacturing Practices yang dilaksanakan juga mampu meningkatkan wawasan dan keterampilan para pekerja dalam mengolah ikan patin asap sehingga mutu ikan patin asap dapat ditingkatkan dimulai dari penanganan kesegaran bahan baku.

Kegiatan pelatihan ini, kata Dewi telah diikuti oleh 15 orang peserta yang sebagian besar terdiri para pekera UMKM Putra Niaga dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan penularan pandemi Covid-19. Pada kegiatan ini juga mitra diberikan beberapa peralatan dan perlengkapan pengolahan yang dibutuhkan untuk mengolah ikan asap dengan baik antara lain fasilitas galon pencuci tangan, masker, sepatu boot, celemek, tutup kepala, sarung tangan untuk mengasapkan ikan, kemasan plastik, kemasan karton, dan kemasan kertas." Kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan pada laporan ini memiliki persentase capaian 70% dari seluruh kegiatan yang direncanakan pada tahun II," kata Dewi.

Kegiatan PPPUD ini dilakukan selama 3 tahun yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi ikan salai. Peningkatan ketrampilan yang berdampak pada peningkatan mutu produk serta perluangan jaringan pemasaran. Masyarakat Desa Lubuk Agung umumnya mengolah ikan patin dengan cara pengasapan atau yang lebih dikenal dengan nama ikan salai. Salah satu UMKM yang sedang berkembang di Kabupaten Kampar adalah UMKM Putra Niaga yang telah berdiri sejak tahun 2007. UMKM Putra Niaga didirikan Bapak Firman Edy menggunakan modal kekayaan pribadi dengan memanfaatkan pasokan ikan patin jenis siam yang banyak dibudidayakan di daerah Kabupaten Kampar. 

UMKM Putra Niaga memanfaatkan bahan baku berupa ikan patin yang sudah berusia 3,5 bulan, dipanen pada pagi hari dan langsung disiangi untuk diproses selanjutnya menjadi ikan salai. Ikan patin yang digunakan sebagai bahan baku ikan salai adalah ikan patin yang memiliki berat 250-300 kg/ekor untuk mendapatkan berat produk ikan salai yang seragam. Proses pengolahan ikan salai hanya memanfaatkan daging ikan. Proses produksi ikan salai meliputi penyiangan dan pencucuian ikan, pengasapan selama 8 jam, dan pemasaran langsung ke pasar atau melalui pemesanan dalam jumlah besar. Proses penyiangan dan pencucuian ikan dilakukan menggunakan peralatan yang sederhana dan dilakukan di dapur tidak permanen yang dilengkapi dengan bak-bak untuk pencucian yang terbatas dan belum memenuhi aspek sanitasi dan kebersihan sehingga belum dapat mengontrol kesegaran ikan patin sebagai bahan baku. UMKM memiliki 2 dapur dan 3 ruang tungku pengasapan yang dilengkapi dengan peralatan sederhana (tradisional/tidak modern) dengan nilai investasi sekitar Rp. 300.000.000,-.

Dengan kondisi peralatan dan fasilitas sarana dan prasana yang sederhana (tradisional) ini, UMKM Putra Niaga mampu memproduksi rata-rata 200 kg ikan salai/minggu, dengan harga jual Rp. 60.000,-/kg, sehingga UMKM ini memiliki omzet Rp. 48.000.000,- /bulan atau Rp. 576.000.000,-/tahun. Untuk sekali produksi biasanya membutuhkan 400 kg ikan patin segar dan dalam 1 minggu hanya mampu melakukan 2 kali proses produksi sehingga membutuhkan 800 kg ikan patin segar.  Ikan salai yang diproduksi memiliki rendemen sebesar 30% dari bahan baku yang digunakan. UMKM Putra Niaga masih menjalankan teknik pemasaran yang sederhana dengan menjual langsung ke pasar atau memenuhi kebutuhan pemesanan dalam jumlah besar. Penjualan produk ikan patin asap UMKM Putra Niaga dalam jumlah besar dilakukam dengan cara dikemas menggunakan kertas koran bekas dan dimasukkan ke dalam karton bekas kapaistas 25 kg.

Kegiatan promosi melalui event-event, media masaa cetak maupun online belum pernah dilakukan. Pemasaran  produk  ikan  salai UMKM Putra Niaga dilakukan  sampai  ke Pekanbaru, Sumatera Barat, Batam, bahkan pada tahun 2015-2016 sudah pernah diekspor ke Malaysia. Namun, berhubung kapasitas produksi yang belum memadai dan mutu terbatas (belum dikemas dengan baik), eskspor ke luar negeri ini terhenti hingga saat ini dan lebih mempriorotaskan pemenuhan kebutuhan pangsa pasar dalam negeri. Walupun demikian, akses transportasi, listrik, dan komunikasi untuk pemasaran produk ikan salai sudah berjalan dengan baik dan lancar. Walaupun produk ikan salai UMKM Putra Niaga diproduksi dengan cara tradisional dan dipasarkan secara sederhana, produk ikan salai merupakan produk unggulan daerah khas Provinsi Riau karena selain dikonsumsi sebagai lauk pauk juga dikenal sebagai oleh-oleh khas Riau. (zal)





Berita Terkait

Tulis Komentar