Kemendikbud Buka Suara soal Klaster Corona di Sekolah

  • Kamis, 13 Agustus 2020 - 19:21:59 WIB | Di Baca : 1747 Kali

SeRiau - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan buka suara soal informasi klaster penyebaran virus corona di institusi pendidikan. Informasi tersebut mulanya diungkap Koalisi Masyarakat Lapor Covid-19 melalui akun Twitter @LaporCovid19.

"Ada laporan dari berbagai daerah, akibat pembukaan sekolah telah terjadi klaster-klaster baru. Klaster pendidikan dimana terjadi korban. Seolah-olah [terjadi] karena pembukaan [sekolah] di zona kuning," ungkap Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Jumeri melalui konferensi video, Kamis (13/8).

Akun Twitter @LaporCovid19 mencuitkan ada kasus corona yang dialami siswa dan guru di berbagai daerah. Salah satunya sekolah di Tulungagung, Jawa Timur. LaporCovid19 menyebut ada seorang siswa di Kecamatan Pagerwojo yang menularkan lima siswa lain, dan dua guru.

Jumeri mengatakan kasus ini terjadi bukan karena pembukaan sekolah, melainkan karena guru melakukan pembelajaran dengan cara berkunjung ke tempat tinggal siswa.

"Siswa dikelompokan jadi kelompok-kelompok kecil. Sehingga [guru] mendatangi siswa. Nah ada peserta didik reaktif covid-19. Tertular dari orang tuanya," jelasnya.

Ia mengatakan, siswa tersebut belajar dalam satu kelompok bersama empat siswa lain. Dan keempat siswa lain sudah diperiksa dan dinyatakan negatif. Namun mereka langsung diisolasi mandiri.

Kemudian di Kalimantan Barat, LaporCovid19 melaporkan ada 14 siswa dan delapan guru yang terpapar covid-19. Jumeri menjelaskan kasus ini didapati dalam pemeriksaan yang sengaja dilakukan untuk mempersiapkan pembukaan sekolah.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menginisiasi pemeriksaan rapid test dan polymerase chain reaction untuk seluruh guru dan sebagian siswa sebelum sekolah dibuka. Hasilnya ditemukan beberapa reaktif corona.

"Setelah diketahui siswa atau bapak dan ibu guru reaktif. Pembukaan tatap muka belum sempat dibuka," lanjutnya.

Lalu LaporCovid19 mengatakan ada seorang guru di SMK Negeri 1 Gunem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah positif. Guru tersebut dilaporkan menulari 10 guru lain pada 7 Agustus lalu.

Jumeri menjelaskan guru tersebut mulanya terpapar ketika berinteraksi dengan pejabat pemerintah daerah setempat.

Selanjutnya dilaporkan ada 289 anak berusia sekolah yang terpapar corona di Papua. Jumlah tersebut, kata Jumeri, merupakan akumulasi kasus corona sejak Maret hingga Agustus 2020.

"Itu jumlah peserta didik usia 0 sampai 18 tahun yang terpapar covid19 dalam kehidupan sehari-hari. Bukan di satuan pendidikan," ungkapnya.

Kemudian LaporCovid19 mengatakan terdapat seorang siswa positif corona di Kecamatan Pangkah, Tegal, Jawa Tengah. Ia tertular dari kakeknya dan sempat mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

Jumeri mengatakan siswa tersebut sudah menjalani perawatan. Dan siswa di sekolahnya sudah menjalani pemeriksaan swab, serta diminta mengisolasi diri.

Selanjutnya seorang siswa di SMP Negeri 7 Cilegon, Banten dilaporkan terpapar corona. Jumeri mengatakan sekolah tersebut sudah ditutup dan dilakukan penanganan.

Masih ada sejumlah klaster lain yang tidak diklasifikasi lebih lanjut oleh Kemendikbud. Seperti klaster sekolah di Sumedang.

LaporCovid19 menyatakan ada seorang siswa berusia 6 tahun di Kecamatan Situraja dan siswa lain berusia 9 tahun di Kecamatan Sumedang Utara yang terpapar corona.

Salah satu siswa diduga terpapar virus dari pedagang di Pasar Situraja. Siswa tersebut melewati pasar tersebut ketika berangkat dan pulang sekolah.

"Potensi transmisi lokal tak hanya dalam ruang kelas, tapi juga perjalanan ke atau dari sekolah," tulis akun @LaporCovid19.

Kemudian di Balikpapan, dilaporkan ada 28 orang guru dan pegawai sekolah yang terpapar corona. Mereka dikatakan menulari 17 orang lainnya dalam waktu empat hari, dan 45 orang dalam waktu enam hari.

Terakhir LaporCovid19 mengatakan ada 96 anak berusia 6 sampai 17 tahun atau usia sekolah yang terpapar corona sejak Maret hingga Agustus 2020.

"Saat PBM (proses belajar mengajar) tatap muka dimulai, bermunculan klaster-klaster baru penularan covid dari sekolah di berbagai daerah. Konsekuensi serius kebijakan dari @Kemdikbud_RI !! Apa tindakanmu Kak @Nadiem_Makarim ?," tulis cuitan itu.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengizinkan pembukaan sekolah di zona hijau sejak awal tahun ajaran baru. Dan pekan lalu, ia baru saja mengumumkan izin membuka sekolah di zona kuning.

Langkah ini menuai kritik sejumlah pihak yang mengkhawatirkan akan ada klaster corona di sekolah. Setelah setidaknya empat bulan pembelajaran dilakukan jarak jauh di seluruh Indonesia. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar