Pembelajaran Online Beratkan Siswa, Pengamat: Pembelajaran Home Visit Bisa Diterapkan

  • Selasa, 11 Agustus 2020 - 21:43:48 WIB | Di Baca : 2342 Kali

 

Seriau,- Pembelajaran jarak jauh secara online yang diterapkan sekolah mulai tahun ajaran baru Juli lalu, mendapat tanggapan dari Pengamat Pendidikan Riau Hendri Marhadi.SE.MPd. Menurutnya, pembelajaran jarak jauh secara online bagaikan buah simalakama. Kalau tidak diterapkan oleh sekolah akan mendampak kepada peserta didik. Sedangkan jika diterapkan secara kontinue, dinilai tidak efektif dan memberatkan siswa

"Mau tidak mau pembelajaran online harus tetap dilakukan mulai dari membuat tugas, ulangan dan ujian. Namun, disatu sisi pembelajaran online sangat memberatkan siswa terutama dalam pembelian paket data. Tidak semua siswa memiliki HP android dan ini harus menjadi perhatian sekolah." kata pengamat pendidikan Riau Hendri Marhadi. SE.MPd, Selasa (11/8) di Pekanbaru

Dosen FKIP UNRI ini memberikan solusi kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota agar bisa menerapkan pembelajaran home visit (kunjungan kerumah) beberapa siswa. Guru mendatangi rumah untuk melakukan pembelajaran dengan  mengumpulkan maksimal 10 orang siswa setiap rumah yang dikunjunginya." Kunjungan belajar kerumah siswa, ya katakanlah dalam seminggu guru melakukan home visit sebanyak 3 hari. Dalam satu hari guru bisa mengunjungi beberapa rumah ya maksimal 10 siswa setiap kali pertemuan dirumah siswa," kata Marhadi.

Selain itu, kata Marhadi, pembelajaran secara online dalam jangka waktu lama justru menimbulkan dampak seperti biaya yang tidak sedikit, materi yang tidak tuntas dan tidak ada pengawasan orangtua dalam pembelajaran online karena kesibukannya. Sekolah, kata Marhadi, tidak saja persoalan mentransfer ilmu (knowledge transfer) tetapi lebih dari itu adanya hubungan guru dan siswa serta sesama siswa dalam membentuk pembelajaran pendidikan karakter.

Sedangkan dampak negatif pembelajaran online bagi siswa yakni siswa bisa mengalami tekanan psikologis. Ini disebabkan siswa dari keluarga tidak mampu membiayai pembelajaran online. Pembelajaran online harus ada laptob, hp android dan paket data. Tekanan psikologis lainnya kesenjangan kemampuan orangtua dalam pendampingan belajar siswa itu sendiri." Bayangkan jika orang tua tidak memiliki kemampuan mendampingi anak belajar dan orangtua yang hanya mengandakan marah, anak bisa jadi stress dalam menyelesaikan tugas dan akhirnya anak terjebak dalam kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan tersebut bisa fisik dan bisa juga verbal," kata Marhadi (zal)





Berita Terkait