Jika Asteroid Tabrak Bumi 24 Juli: Tsunami dan Hamburkan Batu

  • Kamis, 23 Juli 2020 - 12:00:57 WIB | Di Baca : 5443 Kali

 

 


SeRiau -- Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rhorom Priyatikanto menyatakan Asteroid raksasa 2020 ND berdiameter 160 meter akan memberi dampak serius jika menabrak Bumi.

Rhoro menuturkan dampak tabrakan asteroid itu setara dengan erupsi Gunung Krakatau tahun 1883 yang lalu. Dampak dari tabrakan asteroid itu, kata dia bisa bersifat lokal hingga regional, tapi tidak sampai bersifat global.

Bila jatuh di laut, Rhorom menyampaikan asteroid sebesar itu bisa menimbulkan tsunami. Sedangkan di darat, lanjut dia bisa menghamburkan batu, tanah, dan debu ke atmosfer.

"Kalau asteroid berukuran 160 meter menabrak Bumi, energi tabrakannya diperkirakan setara dengan 100 megaton TNT," ujar Rhorom kepada CNNIndonesia.com, Kamis (23/7).

Pernyataan LAPAN ini merespons peringatan yang dikeluarkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) terkait akan ada asteroid raksasa berbahaya yang akan melintasi bumi 24 Juli 2020.

Lebih lanjut, Rhorom menjelaskan alasan mengapa asteroid bisa melintasi bumi. Dia menyebut setiap asteroid mempunyai lintasan yang amat dipengaruhi oleh gravitasi Matahari.

"Gangguan gravitasi yang dipicu oleh planet-planet besar (Jupiter, Saturnus, Bumi) bisa membelokkan lintasan asteroid. Bisa berbelok menjauhi Bumi, bisa berbelok ke arah sebaliknya," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Antariksa Amerika (NASA) mengatakan asteroid Asteroid 2020 ND berdiameter 160 meter akan melewati Bumi pada 24 Juli mendatang dan berpotensi berbahaya.

Asteroid 2020 ND diklasifikasikan sebagai Objek Dekat Bumi (Near-Earth Object/NEO) serta Potensi Berbahaya Asteroid (Potentially Hazardous Asteroid/PHA). Asteroid 2020 ND pertama kali tercatat pad 17 Juli 1945 dan sejak itu telah melewati Bumi sebanyak empat kali.

Menurut laman resmi NEO NASA, asteroid tersebut akan berada di titik dekat Bumi dengan jarak 5.086.328 kilometer dan sedang melakukan perjalanan di kecepatan 48.000 kilometer per jam.

NASA sendiri telah sengaja menabrakkan pesawat ke salah satu asteroid untuk melancarkan misi menyelamatkan umat manusia dari benda luar angkasa raksasa seperti asteroid yang berpotensi menimbulkan bencana di bumi.

Misi itu diberi nama DART atau Double Asteroid Redirection Test dan bakal secara resmi diluncurkan pada 2021 mendatang.

Sebelum memulai misi DART, pada Selasa (23/6) waktu setempat, NASA menabrakkan pesawat mereka ke dua asteroid yang berukuran besar dan kecil. Dua asteroid ini disebut 'Didymos'. Setelah ditabrak, keduanya berubah menjadi batuan bulan yang lebih kecil dan diberi nama Dimorphos.

Dimorphos berdiameter 160 meter. Asteroid ini disebut NASA menjadi target yang sempurna untuk uji DART karena orbitnya berada di sekitar Dydimos yang lebih besar (ukurannya 780 meter).

 

 


Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar