PBB Belum Tergarap Maksimal, Bapenda Pekanbaru Luncurkan Aplikasi Smart PBB

  • Kamis, 25 Juni 2020 - 09:46:56 WIB | Di Baca : 2285 Kali

SeRiau - Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pekanbaru dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) belum tergarap maksimal. Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Pekanbaru luncurkan aplikasi Smart PBB.

Kepala Bapenda Pekanbaru, Zulhelmi Arifin mengatakan bahwa total keseluruhan penerimaan pajak hingga saat ini mencapai Rp260 miliar.

Ia menilai pendapatan pajak tahun ini menurun dikarenakan dampak dari wabah Covid-19. "Seperti hal pajak restoran, di mana pajak itu sempat tembus Rp11 miliar per bulan, namun karena Covid-19 turun menjadi Rp4,8 miliar, kemudian turun menjadi Rp2 miliar, dan turun lagi menjadi Rp1,2 miliar," sebut Ami, sapaan akrabnya, Rabu (24/6/2020).

Penurunan pendapatan pajak itu tidak hanya terjadi di pajak restoran, akan tetapi juga berdampak kepada pajak hiburan. Di mana, pajak hiburan kata Ami sempat tembus Rp2,1 miliar kini turun menjadi Rp600 juta.

Sesuai arahan wali kota, Ia juga diminta untuk mendata, mendaftar dan melaporkannya secara langsung. Supaya, pembayaran pajak itu bisa bertambah.

"Dan alhamdulillah, hari ini kita sudah meluncurkan aplikasi Smart PBB. Sehingga masyarakat bisa mendaftarkan PBB dari rumahnya, menentukan titik koordinatnya, memfoto, dan mengisi data secara digital," katanya.

Nanti kata Ami, dalam mengisi data di aplikasi itu juga menggunakan tanda tangannya digital. Kemudian setiap kolom yang ada harus diisi. Jika tidak, maka data itu juga tidak bisa di submit.

Dalam penggunaan aplikasi itu, pihaknya juga sudah bekerjasama dengan pihak Disdukcapil untuk menyesuaikan data diri. "Begitu kita klik NIK nya, maka otomatis akan tampil nama, alamat, titik koordinatnya. Jadi masyarakat tidak perlu datang ke kantor untuk membayar, cukup dengan menggunakan hand phone," jelasnya.

Dari segi pendapatan, Ami mengakui memang potensi PBB tersebut belum tergarap secara maksimal. "Dari potensi yang ada, kita baru bisa menggarap seperempatnya," ucapnya.

Dengan adanya aplikasi Smart PBB tersebut, Ia yakin pendapatan dari sektor PBB dapat 2 kali lipat dari sebelumnya. "Saya rasa kita bisa lipat dua pendapatan dari tahun lalu atau sekitar 50 persen," harapnya.

Menurutnya, untuk mencapai target itu, perlu sosialisasi yang panjang dan berangsur-angsur. Sehingga nantinya bisa lancar.

Ia menambahkan, dalam aplikasi ini pembayaran pajak tidak hanya dilakukan di satu bank saja, akan tetapi juga dapat dilakukan dengan berbagai metode pembayaran. "Pembayaran bisa melalui Bank manapun, dan alhamdulillah kita sudah bekerjasama, kemudian pembayaran melalui e-commerce juga bisa termasuk indomaret juga bisa," pungkasnya. (**H)





Berita Terkait

Tulis Komentar