WHO Peringatkan Negara Afrika Soal Gunakan Obat Herbal untuk Pasien Corona

  • Rabu, 06 Mei 2020 - 21:35:15 WIB | Di Baca : 2288 Kali

SeRiau - Belum ditemukannya vaksin untuk Covid-19 di tengah angka infeksi yang terus meningkat membuat sejumlah pihak nekat untuk mencoba obat-obatan atau ramuan yang mereka yakini bisa mengatasi virus ini.

Dikutip dari BBC, Selasa (5/5/2020), orang-orang Afrika berharap bisa mendapat akses obat-obatan, tidak peduli sekalipun berasal dari obat herbal atau tradisional.

Obat bernama Tonik

Pernyataan itu dikatakan oleh Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina pekan lalu.

Melalui pertemuan online, dia berbicara pada para pemimpin negara Afrika tentang obat herbal untuk menyembuhkan para pasien Covid-19, bernama Tonik.

Sementara  negara-negara Uni Afrika menyebut ingin melihat data ilmiah tentang keamanan dan kemanjuran dari produk obat yang disebutkan.

Salah satu asisten presiden menyebut obat tersebut baru diuji pada kurang dari 20 orang saja selama 3 minggu.

Proses pengujian yang masih minim itu tentu tidak sesuai dengan pedoman uji klinis yang dimiliki WHO.

Sebagai pembelaan, uji coba pada kelompok kecil sampel ini disebut bisa menjadi proses yang panjang, karena proses pengujiannya terbagi dalam 4 fase yang tiap fasenya akan terus meningkat hingga digunakan pada populasi di seluruh negara.

Obat Dipesan Guinea Bissau dan Liberia

Meskipun mendapat pertentangan, sejumlah negara di Afrika, seperti Guinea Bissau dan Liberia telah memesan obat organik untuk Covid-19 itu yang diproduksi dari tanaman bernama artemisia.

Tanaman itu disebut-sebut biasa digunakan untuk mengobati malaria.

Setelah itu, Uni Afrika diminta untuk melihat lebih rinci soal obat-obatan organik untuk Covid-19 itu agar dapat ditinjau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika.

Peringatan WHO

Terkait penggunaan obat tradisional tersebut, WHO mengeluarkan peringatan kepada masyarakat yang menggunakan obat belum teruji untuk virus corona baru ini, untuk menghentikannya.

WHO mengapresiasi inovasi pengembangan obat-obatan termasuk yang datang dari pengobatan tradisional.

Akan tetapi WHO menegaskan perlunya pengujian terlebih dahulu untuk mengetahui khasiat dan efek samping yang ditimbulkan.

Sebelumnya pada akhir Maret 2020, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan peringatan agar tidak menggunakan obat yang belum teruji untuk pasien Covid-19.

Meskipun tidak menyebut negara atau personal, namun sebelumnya diketahui Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa klorokuin manjur untuk mengatasi corona. 

"Kami menyerukan semua individu dan negara untuk tidak menggunakan terapi yang belum terbukti efektif dalam pengobatan Covid-19," kata Tedros dikutip dari South China morning Post (27/3/2020). (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar