AS, Kanada, dan Prancis Bantu Iran Selidiki Jatuhnya Pesawat Ukraina

  • Jumat, 10 Januari 2020 - 19:10:32 WIB | Di Baca : 1115 Kali

SeRiau - Amerika Serikat dan Kanada menerima undangan Iran untuk membantu penyelidikan jatuhnya pesawat Ukraina yang menewaskan 176 orang. Prancis juga telah menyatakan akan turut serta dalam penyelidikan kotak hitam pesawat itu.

Diberitakan Reuters, Jumat (10/1), sehari sebelumnya undangan disampaikan pemerintah Teheran setelah negara-negara Barat menuding Iran tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraine International Airline itu dengan rudal.

Iran membantah tudingan itu dan mengajak negara-negara yang warganya tewas dalam insiden itu ikut dalam penyelidikan. 

Dewan Keamanan Transportasi Kanada telah mengkonfirmasi mereka akan turut serta menyelidiki. Sebelumnya Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mendesak penyelidikan yang transparan dari Iran.

Para penyelidik asal Kanada mengaku telah membuat janji dengan Iran untuk menyisir lokasi jatuhnya pesawat tersebut. Ada 63 warga negara Kanada yang tewas dalam peristiwa Rabu lalu ini.

Dewan Keamanan Transportasi Nasional AS (NTSB) juga mengatakan telah menentukan siapa wakilnya yang kompeten untuk turut dalam penyelidikan. NTSB sebelumnya dikhawatirkan sulit masuk Iran karena sanksi internasional terhadap negara itu. Namun karena pesawat nahas itu, Boeing 737-800, adalah buatan AS, maka NTSB akan diperbolehkan terlibat.

Boeing juga akan mengirim wakilnya yang akan membantu penyelidikan NTSB nanti. Perusahaan ini sebelumnya telah dipusingkan dengan jatuhnya pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines yang membuat Boeing 737 MAX dilarang terbang.

Sedangkan Biro Keamanan Penerbangan Sipil Prancis (BEA) akan terlibat dalam penyelidikan kotak hitam atau black box atas permintaan Iran. BEA punya reputasi tinggi dalam hal ini. Sebelumnya mereka membantu menganalisa data kotak hitam untuk Ethiopian Airlines yang jatuh tahun lalu.

"Sangat penting untuk memperoleh sebanyak dan secepat mungkin kejelasan," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian.

Namun Iran mengatakan ingin mencoba dulu mengunduh sendiri rekaman kotak hitam yang diperkirakan memakan waktu satu hingga dua bulan. Kotak hitam berisi rekaman percakapan di kokpit dan data penerbangan pesawat.

"Kami memilih untuk mengunduh kotak hitam di Iran. Tapi jika kami merasa tidak bisa melakukannya karena kotak hitam rusak, maka kami akan meminta bantuan," kata Ali Abedzadeh, kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran.

Diperkirakan penyelidikan ini akan memakan waktu satu hingga dua tahun. (**H)


Sumber: kumparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar