Pimpinan KPK: Radikalisme Banyak dari Isu Korupsi

  • Ahad, 08 Desember 2019 - 21:07:06 WIB | Di Baca : 1021 Kali

SeRiau - Pimpinan KPK bicara terkait dampak buruk yang ditimbulkan akibat korupsi. Selain merugikan keuangan negara, korupsi juga ternyata menjadi salah satu penyebab radikalisme.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, dalam studi soal transnational crime, radikalisme bisa muncul akibat korupsi. Hal inilah yang menjadi salah satu perhatian dalam peringatan Hari Antikorupsi sedunia. 

"Seperti apa Hari Antikorupsi dibuat? Kan sesungguhnya agar dunia sadar bahwa korupsi bisa bikin kiamat suatu negara. Kemudian negara jadi bubar. Negara jadi tidak efisien, tidak efektif. Ketidakadilan bahkan isu radikalisme itu banyak dari isu korupsi di depannya," kata Saut di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Minggu (8/12).

"Makanya dalam isu transnational crime yang saya dalami selama hampir 20 tahun itu, sebel kepada negara yang buat orang radikal korupsi," sambung dia.

Bentuk radikalisme yang dipicu korupsi, lanjut Saut, berbeda-beda. Mulai dari radikalisme agama hingga ekonomi.

"Radikal ekonomi umpamanya kalau dia diperlakukan tidak adil, kemudian dia jadi lakukan ketidakadilan juga. Oleh sebab itu dalam rangka Hari Antikorupsi ini dari tahun ke tahun mengajak masyarakat bersama-sama, KPK enggak bisa memerangi ini sendiri," ungkapnya.

Saut menyebut melawan korupsi bisa dilakukan dari hal yang sangat sederhana seperti tak menyogok saat membuat SIM. Selain itu, seperti jangan membuang sampah sembarangan hingga masalah titip absen.

Dalam kesempatan itu, Saut juga menyoroti masalah sumber daya di KPK yang kurang. Menurut dia, kasus yang bisa ditangani KPK sungguh banyak. Tapi, jumlah sumber daya di KPK minim. 

"Kami hanya bisa 200 kasus, surat yang masuk itu ribuan yang masuk. Kalau memang kita ingin buat skala ekonomi yang besar, kasih KPK resources yang besar," tandas Saut. (**H)


Sumber: kumparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar