Rizal Ramli: Visi Jokowi Bagus, Tapi Personalia Yang Dipilih Cuma Kelas 5 Persen

  • Sabtu, 26 Oktober 2019 - 07:37:48 WIB | Di Baca : 1012 Kali

SeRiau - Visi yang disampaikan Presiden Joko Widodo selalu bagus, baik di periode pertama maupun di periode kedua. Hanya saja, penerapan visi itu di lapangan juga selalu berbelok arah.

Tokoh nasional, DR Rizal Ramli memuji visi Jokowi lima tahun lalu yang ingin agar produksi pangan meningkat dan Indonesia berdaulat di bidang pangan. Tapi yang terjadi, selama memerintah Jokowi justru banyak melakukan impor yang justru mematikan petani.

“Kepingin batasin impor, tapi malah impornya Indonesia ugal-ugalan. Itu karena menterinya yang dipilih raja impor,” ujarnya dalam talkshow bertajuk “Kupas Tuntas Wajah Baru Pembantu Jokowi” yang disiarkan salah satu TV swasta nasional, Kamis (24/10) lalu.

Tidak hanya soal impor. Jokowi dulu juga ingin ekonomi berpihak para rakyat dengan mengusung nawacita trisakti. Tapi yang terjadi lagi-lagi salah arah.

“Kebijakan malah neoliberal. Karena memilih menteri seperti SPG (Sales Promotion Girl) dari Bank Dunia,” tegasnya.

Seharunya, sambung pria yang akrab disapa RR itu, Jokowi belajar dari kesalahan di lima tahun pertama. Dalam hal ini, konsistensi visi dan strategi tidak sesuai dengan personalia yang dipilih. Sebab, tanpa strategi dan personalia, visi besar Jokowi akan percuma.

Menko Perokonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu kemudian menyinggung mengenai visi besar Jokowi saat memberi sambutan pelantikan sebagai presiden. Gagasan tersebut, katanya, bagus dan bisa diwujudkan.

Ada dua negara yang sudah berhasil mewujudkan mimpi semacam itu. Dia mencontohkan China yang berhasil membuat ekonomi tumbuh secara konsisten di atas 12 persen dan 25 tahun kemudian menjadi raksasa ekonomi dunia. Begitu juga dengan Jepang yang sempat luluh lantah pasca perang dunia II.

“Jadi waktu saya denger pidato Pak Jokowi pidato pelantikan. Wah ini hebat. Ini bakal berubah dari sebelumnya yang cuma pas-pasan 5 persen,” urainya.

Namun begitu, penilaiannya langsung berubah 180 derajat setelah melihat susunan menteri. Sebab, ada menteri yang gagal di bidang ekonomi dan tetap dipertahankan. Di bawah menteri tersebut, ekonomi Indonesia hanya mentok di angka 5 persen.

“Begitu dipilih personalianya dalam bidang ekonomi, wah ini kelas 5 persen. Bahkan tahun depan bakal anjlok lagi,” tegasnya. (**H)


Sumber: rmol.id





Berita Terkait

Tulis Komentar