Diingatkan NATO, Serangan Turki Pada Kurdi Ancam Stabilitas Keamanan Dunia

  • Selasa, 15 Oktober 2019 - 05:22:01 WIB | Di Baca : 1099 Kali

SeRiau - Turki meluncurkan operasi militer melawan pasukan Kurdi dan ISIL di bagian Utara Suriah. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan Turki bahwa hal itu mengancam stabilitas kawasan.

NATO dan Turki bertemu pada Jum'at (10/10) dengan pejabat Turki di Istanbul termasuk Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan. Stoltenberg berhenti mengecam tindakan Turki, melainkan menyatakan bahwa usaha global untuk menjatuhkan Pasukan Negara Islam Irak dan Syam (ISIL) dan Kurdi dapat membahayakan kawasan jika dilanjutkan.

"Turki adalah kekuatan yang besar di kawasan, dengan kekuatan yang besar, tedapat tanggung jawab yang besar juga," kata Stoltenberg.

Merespons pernyataan NATO, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa Turki akan sensitif dengan berbagai upaya perlindungan warga si;il.

"Turki selalu akan sensitif mengenai perlindungan warga sipil," kata Mevlut Cavusoglu.

Cavusoglu mengecam beberapa organisasi internasional, termasuk NATO yang mengkritisi "Operation Peace Spring" atau operasi militer Turki ke Suriah. Diperjelas lagi oleh Cavusoglu bahwa NATO mengetahui Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Satuan Perlindungan Rakyat (YPG) adalah sama.

“Di satu sisi kalian (komunitas internasional) menyebut mereka teroris dan mengakui keprihatinan kami dan di sisi lain kalian tidak menyetujui operasi ini.  Turki telah mencoba untuk menyelesaikan masalah ini baik melalui komunitas internasional dan melakukan operasi ini karena tidak ada resolusi” tambah Cavusoglu dilansir dari Aljazeera.

Mantan perwakilan permanen Italia untuk NATO, Stefano Stefanini, mengatakan bahwa aliansi itu secara efektif tidak berdaya  dalam mencoba mengelola tindakan Turki di Suriah, tanpa dukungan AS.

"Stoltenberg bermain lemah, NATO tidak bisa melakukan apa pun selain peringatan lisan ini," ungkap Stefanini.

Da juga menambahkan bahwa NATO sebelumnya telah ditantang oleh Turki, negara anggota yang katanya "bertindak menentang semua saran dari anggota aliansi lainnya".

Turki ingin menciptakan zona aman 30 km yang akan melindungi negaranya dari kelompok teror Kurdi dan ISIL. Turki bisa mengatur tempat baru bagi pengungsi Suriah.

Turki menganggap YPG sebagai tangan kanan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan pemberontakan terhadap Turki selama 35 tahun dan ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki.  
YPG membentuk komponen utama yaitu Partai Demokratik Suriah (SDF). Hal itu membuat Turki harus lebih waspada lagi dalam mengangani teror di area perbatasan Turki dan Suriah.

AS yang juga anggota dari NATO, yang merupakan salah satu alasan negara, badan dan kelompok hak asasi manusia mengecam operasi militer Turki di Suriah. (**H)


Sumber: rmol.id





Berita Terkait

Tulis Komentar