Bau Neolib, Prabowo Minta Menteri Jokowi Perbanyak Baca Buku

  • Kamis, 26 September 2019 - 16:20:51 WIB | Di Baca : 1010 Kali

 


SeRiau - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyarankan agar para menteri ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk banyak membaca buku. Permintaan ini disampaikan terkait kebijakan para menteri dan pemerintahan saat ini yang cenderung berkiblat pada paham ekonomi neoliberal.

Neoliberalisme atau paham ekonomi neoliberal fokus pada pasar bebas dan perdagangan bebas, menghapus hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi. 

Bagi Prabowo, kebijakan tersebut salah satunya terlihat dari sikap pemerintah yang cenderung menyerahkan segalanya ke mekanisme pasar. Kebijakan juga tercermin dari rencana pemerintah menggenjot sejumlah kesepakatan perdagangan bebas dengan negara lain. 

Padahal, mantan capres yang melawan Jokowi pada pilpres 2019 itu menuturkan negara barat mulai meninggalkan paham neoliberal, yang dianggap merugikan dan tidak cocok lagi diterapkan. 

Menurut Prabowo, apabila para menteri ekonomi banyak membaca buku, tentu tidak ada yang ingin menjalankan paham neoliberal di Indonesia. Amerika Serikat (AS), misalnya, di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump menerapkan kebijakan tarif untuk melindungi kepentingan dalam negeri. 

Kebijakan tarif impor khususnya diberlakukan pada produk impor asal China. "Embah-nya neolib (neoliberal) saja sekarang sudah meninggalkan itu. Kok kita sekarang malah membanggakannya," tutur Prabowo di Hambalang, Bogor, Kamis (26/9). 

Melihat lebih jauh soal perdagangan bebas, pemerintah saat ini sedang menggenjot penyelesaian perundingan perdagangan bebas dengan sejumlah negara. 

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita beberapa waktu lalu mengatakan ada tiga perjanjian perdagangan bebas yang akan selesai akhir tahun ini. 

Tiga perjanjian dagang itu meliputi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), dan Indonesia-Taiwan Preferential Trade Agreement (PTA). 

Untuk tahun depan, Enggar menargetkan 10 perjanjian dagang bisa diselesaikan. Upaya tersebut dilakukan semata agar Indonesia bisa meningkatkan pasar ekspor.

 

 


Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar