Menteri LHK: Kualitas Udara di Sumatera-Kalimantan Lebih Baik dari Kemarin

  • Rabu, 25 September 2019 - 18:36:59 WIB | Di Baca : 968 Kali

SeRiau - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyebut kondisi kualitas udara di Sumatera dan Kalimantan saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Dia mengatakan pihaknya pun terus berupaya untuk terus memadamkan karhutla.

"Secara umum hari ini lebih baik dari kemarin, cuma tetap harus diwaspadai fluktuasinya, fluktuasi hotspot dan tetap harus waspada bahwa hujan buatannya harus terus menerus dilakukan," kata Siti di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019).

Siti mengungkapkan, kualitas udara sejumlah wilayah seperti Riau, Kalimantan Tengah, Jambi hingga Sumatera Selatan telah membaik hati ini. Dirinya pun terus memonitor perkembangan kualitas udara setiap lima jam sekali.

"Nggak, di Riau hari ini bagus siang ini baik, memang fluktuasilah, kalau ada apinya ada asapnya kualitas udara terpengaruh, oleh karena itu lihatnya tidak boleh hanya di satu saat. Saya monitor tiap 5 jam dan saya laporkan ke bapak presiden," kata Siti.

"Kalau sekarang sih jauh lebih baik kondisinya, di Pekanbaru juga cukup baik, Kalteng tadi pagi bagus. Tapi tadi sore saya dapat informasi ada konsentrasi asap nanti akan saya cek lagi," imbuh dia.

Siti juga mengungkapkan, sejumlah langkah-langkah pemadaman pun terus diintensifkan oleh pemerintah. Pemadaman tersebut mendapat dukungan dari BUMN hingga swasta.

"Saya dapat laporan dari Pak Gubernur siang ini tadi bahwa langkah-langkah pemadaman dengan dukungan PLN, Pertamina, Adaro, swasta, dll itu di Kalimantan Tengah diintensifkan dan Pak Gubernur turun dan memimpin langsung," ujar Siti.

"Sumatera selatan dan jambi sangat baik pagi ini dan saya lihat sampai siang laporannya masih baik. Riau tadi pagi masih bagus tapi siang ini juga kualitas udara juga baik, Pekanbaru saya akan lihat lagi persisnya sampai sore," imbuhnya.

Lebih lanjut, Siti mengatakan hingga saat ini pihaknya sudah melakukan penyegelan terhada 52 perusahaan yang terindikasi melakukan karhutla. 14 di antaranya rupakan perusahaan asing.

"Sekarang sudah 52 perusahaan, 14 dari asing di antaranya 3 dari malaysia, 4 dari singapura. Kita sudah langsung ke pemegang izinnya," kata Siti. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar