Ray Rangkuti: Jokowi Tak Layak Dapat Gelar 'Putera Reformasi'

  • Ahad, 22 September 2019 - 20:35:48 WIB | Di Baca : 1390 Kali

SeRiau - Direktur Lingkar Madani yang juga aktivis '98 Ray Rangkuti menolak wacana pemberian gelar 'Putera Reformasi' ke Presiden Jokowi oleh Universitas Trisakti. Ray menilai, kepemimpinan Jokowi selama lima tahun terakhir bertentangan dengan prinsip-prinsip reformasi. 

"Pembenahan birokrasi tidak jalan, pembenahan institusi polisi dan Kejaksaan tidak jalan. Padahal menurut saya kelanjutan reformasi adalah membenahi tiga ini," kata Ray dalam diskusi di Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (22/9).

"Tiga ini dalam lima tahun Jokowi berkuasa, tidak berasa. Oleh Karena itulah, beliau tidak patut diberi gelar putera reformasi," sambung Ray. 

Selain itu, menurutnya, kebijakan Jokowi belakangan ini semakin jauh dari cita-cita dan amanat reformasi. 

"Presiden dalam satu bulan terakhir betul-betul menggambarkan semangat yang berlawanan dengan reformasi. KPK diperlemah, RKUHP dimasukkan kembali prinsip-prinsip yang ditolak reformasi sejak awal. Mulai dari UU Pertanahan dan macam-macam yang bertentangan dengan semangat reformasi," papar Ray. 

Tidak hanya menolak Jokowi, alumni UIN Jakarta itu juga mengkritik mudahnya obral gelar reformasi kepada tokoh-tokoh lainnya. Sebab menurutnya, reformasi terjadi melalui perjuangan panjang. Sehingga yang menjadi tolok ukur reformis tidak mudah. 

"Jadi jangan sembrono gelar sono gelar sini. Kita sudah melihat bapak reformasi yang gagal. Gagal menjadi bapak reformasi. Jadi jangan terlalu mudah mengobral gelar reformasi itu," ucapnya. 

Sebelumnya, beredarnya surat dari Universitas Trisakti bakal menganugerahkan Presiden Jokowi gelar 'Putera Reformasi'. Hal ini tertuang dalam surat berkop Trisakti yang ditujukan ke Sekretaris Kabinet, dan beredar luas.

Dalam surat tertulis tertanggal 12 September itu, penghargaan ini diberikan sebagai bagian rangkaian acara Dies Natalis ke-54 Februari lalu.

"Penghargaan ini kami persembahkan atas karya dan keberhasilan dalam mendukung cita-cita gerakan reformasi yang diawali peristiwa 12 Mei 1998 di kampus Trisakti," demikian petikan surat tersebut yang dikutip kumparan, Minggu (22/9). (**H)


Sumber: kumparan.com





Berita Terkait

Tulis Komentar