Mengenal Terapi Stem Cell, Operasi yang Dijalankan Schumacher

  • Rabu, 11 September 2019 - 12:46:14 WIB | Di Baca : 1252 Kali


SeRiau - Mantan pebalap F1 Michael Schumacher dikabarkan menjalani terapi stem cell (terapi sel punca) di Prancis karena cedera otak. Media setempat menyebut Schumacher menerima transfusi stem cell di RS Georges-Pompidou untuk mengurangi peradangan pada otak.

Melansir AP, peraih tujuh gelar juara F1 ini mengalami cedera otak saat bermain ski di French Alps, wilayah Pegunungan Alpen pada 2013 silam. Kepala sebelah kanannya terbentur batu. Dokter sudah berusaha keras mengeluarkan gumpalan darah tetapi masih ada yang tertinggal karena gumpalan tertanam terlalu dalam.

Dalam dunia kedokteran, terapi stem cell jadi metode pengobatan baru yang menjanjikan. Sel punca alias stem cell merupakan sel induk atau sel murni yang bisa membelah diri berkali-kali sesuai keperluan. Kemampuannya ini pun dimanfaatkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan mengatasi suatu penyakit tertentu.


Dari mana stem cell didapat?

Mengutip dari berbagai sumber, stem cell bisa diperoleh dari empat sumber yakni embrio berusia 3-5 hari, tali pusar, jaringan tubuh pasien itu sendiri seperti lemak atau sumsum tulang belakang (sel punca dewasa) dan pluripotent stem cell hasil rekayasa genetika.

Stem cell kemudian ditransfusikan pada pasien dengan tujuan perbaikan jaringan yang sakit atau terluka. Terlebih dahulu dokter akan menumbuhkan stem cell di laboratorium. Sel-sel akan dimanipulasi untuk dikhususkan ke dalam sel tertentu seperti sel otot jantung, sel darah atau sel saraf. Baru setelah itu, sel ditanamkan ke pasien misal pasien dengan penyakit jantung akan disuntikkan stem sel ke otot jantung. Stem cell akan berkontribusi untuk memperbaiki otot jantung yang rusak.

Pada Schumacher, stem cell ditransfusikan untuk memperbaiki jaringan pada otak dan mengurangi peradangan atau inflamasi.

Sebuah riset yang meneliti pengobatan stem cell pada pasien dengan cedera otak traumatis (traumatic brain injury/TBI) menunjukkan hasil positif. Penelitian dari SanBio Group ini pun dipresentasikan pada American Association of Neurological Surgeons Annual Scientific Meeting, April 2019 lalu.

Riset melibatkan sebanyak 61 pasien dengan gangguan motorik kronis akibat TBI. Sebanyak 46 pasien menjalani terapi stem cell dan 15 lainnya menjalani operasi sekaligus menjadi kelompok kontrol. Periset menanamkan produk stem cell SB623 pada sekitar lokasi cedera otak.

Perubahan motorik pasien diukur dengan skor Fugl-Meyer Motor Scale (FMMS). Sebanyak 39,1 persen pasien dengan terapi stem cell menunjukkan skor yang melewati ambang batas, artinya ada perkembangan positif dari terapi. pada kelompok kontrol hanya 6,7 persen pasien (1 orang pasien) yang menunjukkan perkembangan positif.

"Hasil penelitian benar-benar terobosan, menunjukkan kemungkinan regenerasi otak setelah cedera, sebuah temuan yang dapat memiliki implikasi signifikan untuk penelitian cedera otak traumatis dan penyakit otak lainnya," kata David O. Okonkwo, profesor bedah neurologis dan direktur Neurotrauma Clinical Trials Center, University of Pittburgh dalam sebuah pernyataan. 

Hanya saja, praktik stem cell seperti yang dijalankan Schumacher ini dimanfaatkan sebagai ladang bisnis yang berbahaya. Ada beberapa laporan yang menyebutkan bahwa ada terapi kesehatan 'abal-abal' termasuk stem cell yang membahayakan pasien. Terapi-terapi kesehatan abal-abal ini pun berani mengiklankan diri mereka melalui google. 

Buntutnya, Google melarang lagi adanya iklan terapi kesehatan yang belum bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. 

 

 


Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar