Moeldoko Tuding Benny Wenda Dalangi Kerusuhan Papua

  • Senin, 02 September 2019 - 14:44:34 WIB | Di Baca : 967 Kali

 

 

SeRiau - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda menjadi pimpinan dalam menggalang dukungan asing terkait kemerdekaan Papua. Ia menuding Benny mendalangi kerusuhan di Papua dan melakukan mobilisasi diplomatik ke sejumlah negara.

"Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu (yang pimpin). Dia mobilisasi diplomatik (untuk mendukung Papua merdeka), mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar. Itu yang dia lakukan di Australia, di Inggris," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/9).

Moeldoko mengatakan langkah yang diambil Benny itu merupakan gerakan politik, sehingga pemerintah tak bisa merespons dengan pendekatan militer. Menurutnya, Benny sebagai kelompok politik dalam mengampanyekan Papua merdeka.

"Ini persoalan politik harus diatasi dengan pendekatan politik, enggak bisa dengan pendekatan militer. Ini juga lebih politik karena dia bergerak di front politik," tuturnya.

Mantan Panglima TNI itu menyatakan bahwa pemerintah bakal melakukan komunikasi dengan pemerintah Inggris terkait aktivitas Benny yang menggalang dukungan untuk kemerdekaan Papua. Saat ini diketahui Benny tinggal di Oxford, Inggris.

"Itulah seperti diplomasi. Pastilah dilakukan," ujarnya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol, Tito Karnavian mengakui ada kelompok masyarakat yang terlibat dalam aksi anarkis di Papua dan Papua Barat, memiliki hubungan dengan pihak asing, terutama, organisasi di luar negeri.

"Ada. Kita sama-sama tahu dari kelompok-kelompok ini ada hubungannya dengan network di internasional," kata Tito, Minggu (1/9).

Polri saat ini tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menangani masalah tersebut. Menurut Tito pihak-pihak yang diduga menggerakkan kericuhan di Papua sudah diketahui.

Benny sendiri sudah bersuara atas gejolak di Papua dan Papua Barat. Ia menyatakan tindakan rasial terhadap mahasiswa Papua di Surabaya menjadi pemantik kemarahan dan menyulut api ketidakadilan yang dialami rakyat Papua selama lebih dari 50 tahun. Menurut Benny, saat ini adalah waktu yang tepat untuk merdeka.

"Kami sangat membutuhkan dunia untuk waspada dan untuk mendukung kami dan perjuangan kami untuk menentukan nasib sendiri dan perdamaian," kata Benny dalam akun Facebooknya, Selasa (27/8).

Benny sendiri pernah menyerahkan petisi yang sudah ditandatangani 1,8 juta orang untuk menuntut referendum kemerdekaan Papua Barat kepada Ketua Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Michelle Bachelet, akhir Januari 2019. Ketika itu Benny ikut dalam rombongan delegasi Vanuatu.

 

 

 


Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar