BMKG soal Kaltim Ibu Kota Baru: Lebih Aman dari Tsunami

  • Selasa, 27 Agustus 2019 - 18:55:43 WIB | Di Baca : 997 Kali

SeRiau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai daerah yang lebih aman dari tsunami jika dibandingkan dengan Sulawesi. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut tsunami yang bisa menerjang Kaltim adalah tsunami kiriman.

"Tsunami yang datang ke Kalimantan adalah tsunami kiriman. Lain dengan Palu dan Sulawesi. (Sulawesi) Itu kalau ada tsunami, jarak pantainya sangat dekat dengan pusat tsunaminya," kata Dwikorita saat ditemui di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Dwikorita menjelaskan, apabila tsunami terjadi di perairan Sulawesi, membutuhkan waktu lebih dari 10 menit untuk tsunami itu sampai ke daratan Kaltim. Tsunami di Palu, Dwikorita menyebutkan, hanya membutuhkan waktu 2 menit untuk sampai ke daratan.

"Artinya, waktu yang diperlukan dari tsunami di Sulawesi sampai ke sana (Kalimantan) itu ada waktu beberapa menit, cukup panjang. Kalau di Palu 2 menit sudah datang tsunaminya setelah gempa. Tapi kalau di Kaltim, gempa dulu, travel time-nya butuh waktu kurang-lebih 20 menit," jelasnya.

"Jadi waktu 20 menit cukup untuk lakukan evakuasi dengan sistem peringatan dini yang ada. Artinya, meski lebih aman, tapi harus ada sistem peringatan dini tsunami, tapi memang jauh lebih aman," imbuh Dwikorita.

Dwikorita menilai keputusan menunjuk Kaltim sebagai lokasi ibu kota negara yang baru sudah tepat. Sebab, dari aspek potensi gempa dan tsunami Kaltim lebih aman.

"Insyaallah apa yang diputuskan presiden dari sudut pandang gempa bumi dan tsunami kami sangat bersyukur sudah paling baik," ucap Dwikorita.

Selain potensi tsunami, BMKG menganalisis potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Meskipun potensi karhulta melanda Kaltim tetap ada, Dwikorita menyatakan karhutla di Kaltim bisa dideteksi sejak dini.

"Kami juga berikan potensi soal kebakaran itu. Dari potensi yang ada, itu bisa dilakukan deteksi dini dan pencegahan. Itu bisa dimitigasi," ujarnya.

Dwikorita mengaku tak bisa menyebut Kaltim aman dari karhutla. Namun dia memastikan potensi karhutla di Kaltim bisa dideteksi secara nyata.

"Saya nggak katakan aman karena sulit. Tapi bisa dimitigasi karena pemerintah punya sistem pemantauan dan observasi yang real time. Setiap menit ada data dan kami analisis berupa prediksi. Kira-kira tingkat kemudahan terbakar ada levelnya. Itu (levelnya ada) sangat mudah, lalu ada mudah dan aman," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, Jokowi mengirimkan surat beserta kajian pemindahan ibu kota ke DPR kemarin. Dalam surat tersebut, Jokowi menyatakan lokasi ibu kota baru paling ideal di Kalimantan Timur (Kaltim).

"Mempertimbangkan berbagai aspek sebagaimana hasil kajian terlampir, ibu kota baru yang paling ideal adalah di Provinsi Kalimantan Timur, yang terletak sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan sebagian di Kabupaten Penajam Paser Utara," demikian petikan surat Jokowi, seperti dilihat detikcom, Senin (26/8). (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar