Terserang Wabah, Produksi Karet di Sumsel Menyusut 40 Persen

  • Kamis, 25 Juli 2019 - 23:09:10 WIB | Di Baca : 1196 Kali

SeRiau - Produksi karet di Sumatera Selatan menyusut hingga 40 persen menjadi 583 ribu ton per kuartal I 2019. Padahal pada periode 2017-2018, produksi karet secara kuartalan berada di kisaran 971 ribu ton.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian mengatakan pemicu utamanya berasal dari serangan wabah gugur daun di lahan perkebunan karet seluas 400 ribu di Sumsel.

Wabah gugur daun sebenarnya sudah terjadi sejak 2017 lalu dengan total luasan terdampak 787.903 hektare. Namun untuk periode kuartal I 2019 kembali bertambah dan menjadi fenomena terparah. Serangan wabah gugur daun sudah merata di setiap kabupaten/kota penghasil karet.

"Rata-rata dalam 1 hektare, 30-50 persennya terserang gugur daun. Ini diakibatkan rata-rata gulma yang ada di kebun karet tersebut sudah menjadi inang," ujar Rudi, Kamis (25/7).

Rudi mengungkapkan upaya penanggulangan dan pencegahan bisa berasal dari bantuan pupuk. Selain itu, menggalakkan gerakan pembersihan gulma dan sanitasi lingkungan secara massal, karena inang akan kembali apabila kebun yang bersebelahan tidak dibersihkan.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan jumlah produksi karet nasional akan turun sekitar 15 persen pada 2019 dari realisasi produksi tahun sebelumnya. Pemicu utama berasal dari serangan penyakit gugur daun karet yang disebabkan oleh jamur pestalotiopsi. 

Pada 2018, produksi karet domestik mencapai 3,76 juta ton. Artinya, tahun ini potensi produksi hanya sebanyak 3,19 juta ton. 

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono mengatakan proyeksi penurunan jumlah produksi berasal dari total luasan lahan yang terdampak penyakit jamur. Ia mencatat setidaknya ada 381.900 hektare lahan yang terpapar penyakit itu.

Lahan yang terkena jamur tersebar di enam wilayah perkebunan, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Paparan jamur terjadi sekitar periode Januari-Maret 2019. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar