NasDem Beri Sinyal Tolak Gerindra Cs Gabung Koalisi Jokowi

  • Rabu, 10 Juli 2019 - 06:17:24 WIB | Di Baca : 1051 Kali

 

SeRiau - Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem Johnny G Plate menyarankan partai politik pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mengambil peran konstruktif dalam membangun negara tanpa masuk dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Sedikit berguyon, Johnny menyebut kalau semua partai politik mempunyai perwakilan di kursi kabinet maka pemerintahan mendatang akan menjadi 'stand up comedy' atau drama politik yang tidak menyenangkan bagi masyarakat.

"Kalau semua di dalam kabinet maka ini hanya jadi stand up comedy politic, ditonton sebagai bagian drama yang tidak menyenangkan bagi rakyat," kata Johnny kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (9/7).

NasDem, lanjut Johnny, sangat menekankan agar kabinet Jokowi-Ma'ruf kelak betul-betul diisi oleh sosok-sosok profesional yang berasal dari partai politik dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dan nonpartai politik.

Namun begitu, lanjutnya, NasDem menyerahkan sepenuhnya pemilihan nama sosok yang akan menduduki kursi menteri di kabinet mendatang kepada Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai pemilik kewenangan prerogatif. Dia mengklaim NasDem tak pernah bicara portofolio kabinet saat bertemu Jokowi.

"Yang dibicarakan [NasDem] dengan presiden adalah bagaimana presiden mendapat dukungan agar mempunyai keleluasaan membentuk kabinet yang diisi oleh tenaga-tenaga atau figur-figur profesional nasional, baik itu berasal dari partai koalisi maupun dari nonpartai politik," ungkapnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan partainya tidak masalah bila kembali menjadi oposisi di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf mendatang.

Dia menegaskan menjadi oposisi sudah dilakoni Gerindra sejak masuk ke Senayan pada 2009 silam. Menurutnya, Gerindra merupakan satu-satunya partai politik di Indonesia saat ini yang belum pernah masuk dalam kekuasaan. 

"Bagi Gerindra masuk koalisi itu sesuatu yang baru, [sedangkan] menjadi oposisi sudah kami alami selama 10 tahun, sehingga bukan persoalan. Jadi bagi saya tidak ada problem, Gerindra adalah satu-satunya partai politik yang sejak ada di Senayan sampai sekarang belum pernah masuk dalam kekuasaan," ujar Muzani.

Meski begitu, katanya, Prabowo belum memutuskan ihwal posisi yang akan dilakoni Gerindra di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf mendatang, apakah akan bergabung dengan partai politik pendukung atau menjadi oposisi.

 

 

 

Sumber CNN Indonesia

 





Berita Terkait

Tulis Komentar