Kekeringan Banyumas Meluas, 10 Ribu Jiwa di 12 Desa Terdampak

  • Jumat, 05 Juli 2019 - 10:43:56 WIB | Di Baca : 1042 Kali

SeRiau - Wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang mengalami kekeringan meluas dari sepuluh desa menjadi 12 desa berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Ariono Poerwanto di Purwokerto, Jumat, mengatakan 12 desa yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih tersebar di sembilan kecamatan.

Menurut data BPBD, kekeringan antara lain mulai melanda Desa Karanganyar di Kecamatan Patikraja; Desa Nusadadi dan Karanggendang di Kecamatan Sumpiuh; serta Desa Kediri dan Tamansari di Kecamatan Karanglewas.

Desa Banjarparakan dan Tipar di Kecamatan Rawalo; Desa Srowot di Kecamatan Kalibagor; Desa Pekuncen di Kecamatan Jatilawang; Desa Karangtalun Kidul di Kecamatan Purwojati; Desa Jatisaba di Kecamatan Cilongok; dan Desa Buniayu di Kecamatan Tambak juga menghadapi kekeringan.

Kekeringan dan krisis air bersih yang melanda 12 desa tersebut berdampak pada sekitar 3.150 keluarga yang terdiri atas 10.876 warga.

"Kami sudah mendistribusikan air bersih kepada mereka yang membutuhkan," kata Ariono.

Dia mengatakan, BPBD sudah menyiapkan sekitar 1.000 tangki air bersih guna mengantisipasi kemungkinan meluasnya krisis air bersih akibat kekeringan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam analisisnya merumuskan tiga kategori potensi kekeringan yang tersebar di sejumlah wilayah yaitu Awas, Siaga, dan Waspada.

Daerah dengan potensi kekeringan kategori Awas antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Sedangkan untuk kategori Siaga antara lain Jakarta Utara dan Banten. Kemudian untuk kategori WASPADA antara lain Aceh, Jambi, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan. 

Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko  mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan terutama yang berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar