Kepala BNPB Tak Mau Indonesia Disebut Supermarket Bencana

  • Selasa, 18 Juni 2019 - 19:08:42 WIB | Di Baca : 1118 Kali

SeRiau - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) Doni Monardo mengatakan Indonesia bukanlah supermarket bencana sebagaimana disebut-sebut banyak pihak. Doni mengatakan Indonesia lebih tepat disebut sebagai laboratorium bencana.

"Indonesia memiliki jenis bencana terlengkap di dunia. Peneliti dari luar negeri bisa belajar tentang kebencanaan di Indonesia," kata Doni saat Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan 2019 di Bogor, seperti mengutip Antara, Selasa (18/7).

Doni mengatakan saat pertama dilantik sebagai Kepala BNPB, dia langsung berkeliling ke wilayah-wilayah bencana yang terjadi saat itu, antara lain longsor di Sulawesi Selatan dan letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

Dalam perjalanan berkeliling selama tiga hari, dia didampingi oleh sejumlah pakar kebencanaan. Dari para pakar itu, dia berusaha menyerap dan belajar tentang penanggulangan bencana.

"Potongan-potongan kalimat dari para pakar dalam perjalanan tiga hari itu yang menjadi bekal saya menjadi Kepala BNPB," tuturnya.

Doni mengatakan Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan sangat penting karena bisa menjadi ajang berdiskusi tentang konsep dan strategi kebencanaan mulai dari prabencana, tanggap darurat hingga rehabilitasi dan rekonstruksi.

Di tahap prabencana, Doni berharap para peneliti dan ahli kebencanaan bisa memberikan masukan kepada pemerintah tentang pembangunan sebuah sistem yang terhubung satu sama lain sehingga mengecilkan jumlah korban.

"Kenali ancamannya, siapkan strateginya. Perlu pakar, penelitian dan anggaran," ujar Doni.

BNPB bersama Universitas Pertahanan dan Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) mengadakan Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan 2019 di Kompleks Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia (IPSC), Sentul, Kabupaten Bogor.

Pertemuan tersebut merupakan pelaksanaan yang keenam untuk mengumpulkan para ahli kebencanaan untuk meningkatkan budaya riset dan memberikan pemikiran secara komprehensif, holistik, dan sistemik. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar