Kerusuhan di Penjara Venezuela Tewaskan 29 Narapidana

  • Sabtu, 25 Mei 2019 - 12:41:02 WIB | Di Baca : 1074 Kali

SeRiau - Sebuah penjara di Venezuela bagian barat dilanda bentrokan sengit, setelah terjadi penyanderaan sejumlah pengunjung oleh pemimpin narapidana setempat. Sedikitnya 29 narapidana tewas dalam bentrokan ini dan 20 personel kepolisian mengalami luka-luka. 

Dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (25/5/2019), bentrokan ini pecah di dalam sebuah penjara yang terletak di salah satu kompleks kantor polisi di wilayah Acarigua, Portuguesa, Venezuela bagian barat pada Jumat (24/5) waktu setempat. Sehari sebelumnya, sejumlah pengunjung disandera oleh para narapidana.

Otoritas setempat menyebut bentrokan itu dipicu upaya melarikan diri yang gagal. Namun kelompok HAM setempat menyebutnya sebagai pembantaian oleh polisi. 

"Ada upaya melarikan diri dan perkelahian pecah antara geng narapidana. Dengan intervensi polisi untuk mencegah narapidana kabur, ada 29 korban tewas," sebut menteri keamanan wilayah Portuguesa, Oscar Valero, kepada wartawan setempat, seperti dilansir Reuters.

Menurut Una Ventana a la Libertad -- LSM yang memperjuangkan hak-hak tahanan dan narapidana, bentrokan pecah ketika satuan polisi khusus atau FAES dikerahkan untuk menyelamatkan beberapa pengunjung yang disandera pemimpin narapidana atau 'pran' di penjara tersebut.

"Pagi ini (24/5) otoritas mengirimkan FAES dan terjadi bentrokan. Para tahanan memiliki senjata, mereka menembaki polisi. Mereka juga meledakkan dua granat," sebut Direktur Una Ventana a la Libertad, Carlos Nieto, kepada AFP.

Menurut laporan internal kepolisian setempat, si pemimpin narapidana yang bernama Wilfredo Ramos menjadi salah satu narapidana yang tewas dalam bentrokan. Laporan internal polisi yang dikutip Una Ventana a la Libertad menyebutkan bahwa sekitar 20 polisi luka-luka terkena 'serpihan dan peledak'.

Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang narapidana -- yang diyakini sebagai Ramos -- yang sebagian wajahnya tertutup pistol dan granat, sedang mengancam dua pengunjung wanita. 

"Nyawa kami dan pengunjung di sini menjadi pertaruhan," ucap narapidana itu, saat dua pengunjung wanita itu meminta tolong. Narapidana itu memperingatkan polisi untuk menjauh sembari dengan menyatakan bahwa, "Saya bersiap untuk mati."

Disebutkan Nieto bahwa para narapidana menuntut 'makanan dan dipindahkan ke penjara lainnya'. Para narapidana itu juga menyebut polisi kerap melakukan 'penganiayaan' terhadap mereka.

Penjara yang ada di kantor polisi Acarigua itu hanya memiliki kapasitas 60 narapidana, namun saat ini dipakai untuk menahan 500 narapidana. Diketahui bahwa sel penjara yang ada di kantor polisi di Venezuela biasanya hanya dipakai untuk menampung para tahanan selama 48 jam saat mereka menghadapi dakwaan resmi. Namun pada praktiknya, para tahanan mendekam berbulan-bulan atau bertahun-tahun di sana karena penjara reguler terlalu penuh. 

Kelompok HAM setempat, Venezuelan Prisons Observatory, mempertanyakan keterangan otoritas setempat terkait bentrokan tersebut. "Bagaimana bisa terjadi konfrontasi antara narapidana dan polisi, tapi hanya narapidana saja yang tewas?" tanya Humberto Prado dari Venezuelan Prisons Observatory.

"Dan jika para narapidana memiliki senjata, bagaimana senjata-senjata ini bisa masuk (ke dalam penjara)?" imbuhnya. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar