Rocky Gerung: Saya Ingin Foto AHY Digantung di Istana 2024

  • Ahad, 24 Maret 2019 - 21:45:02 WIB | Di Baca : 1128 Kali

SeRiau - Akademisi yang kini jadi bintang oposisi, Rocky Gerung, muncul dalam kampanye Partai Demokrat mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di GOR Ciracas, Jakarta Timur. Rocky diberi kesempatan berpidato, dan mengawalinya dengan memuji AHY.

"Saya merasa nyaman di sini, saya ingin foto itu (AHY) di 2024 digantung di istana. Saya ingin sebetulnya mempercepat foto itu digantung, tapi proposal saya dibatalkan oleh MK," ucap Rocky memulai sambutannya menunjuk poster AHY, Minggu (24/3).

Rocky bersama para akademisi lain di antaranya Busyro Muqoddas dan HadarNafis Gumay, memang pernah menggugat ketentuan presidential threshold (PT) ke MK, agar semua orang bisa mengajukan capres-cawapres. Namun gugatan itu ditolak sehingga parpol harus berkoalisi untuk memenuhi 20 persen kursi DPR.

"Akibatnya adalah kita masuk dalam jebakan fanatisme dan hanya ada dua capres hari ini, dan itu buruk untuk demokrasi kita. Karena bagian akal sehat tidak terwakili, karena itu saya blusukan akal sehat dan saya percaya bahwa Pak SBY bilang rakyat tidak boleh susah dan rakyat tidak boleh dungu. Kenapa begitu? Karena Demokrat adalah untuk perubahan masa depan, yang dungu masih tertinggal oleh perubahan dan masa depan," bebernya.

Rocky Gerung lalu menyampaikan harapannya agar Pemilu serentak 2019 berlangsung dengan hangat dan akrab, dan sama-sama menyiapkan jalan baru politik Indonesia 10 tahun ke depan. Termasuk disiapkan oleh Partai Demokrat.

"AHY itu artinya apa? Agus Harimurti Yudhoyono, saya gantiya AHY itu artinya Akal Sehat Haqqul Yakin, karena saya hanya percaya akal sehat sebagai navigator politik Indonesia."

- Rocky Gerung

"Indonesia harus mengulangi menanam ulang akal sehat karena selama 4 tahun ini akal sehat itu membusuk oleh arogansi kekuasaan," imbuh Rocky.

Rocky lalu menjelaskan maksud akal sehat itu dengan mencontohkan dinamika politik yang terjadi di awal-awal kemerdekaan. Para pemimpin Indonesia saat itu bertengkar dengan argumentasi, meski mereka bukan lulusan perguruan tinggi. Tapi perdebatan seperti itu tidak terjadi saat ini.

"Yang ada hanya pamer suara, pamer dungu yang kita sebut sebagai pencitraan politik. Tidak memerlukan pencitraan bila ada akal sehat, karena akal sehat akan memancarkan sendiri citranya enggak perlu cahaya kamera," tutur akademisi yang tergila-gila filsafat itu.

Rocky juga menjelaskan kedekatan dengan Demokrat bukan soal pencalonan, tapi soal pemikiran. Dia mengaku rutin berdiskusi dengan SBY di ruang perpustakaan yang mencirikanadanya akal sehat.

"Kita ingin agar supaya partai setiap DPP partai ada perpusatakaan, sehingga terima tamu di perpusatakaan. Kita menginginkan agar supaya ada argumentasi disebarkan lewat panggung ini. Hanya itulah harapan kita, itu yang medasarkan dengan akal pikiran karena demokrasi itu bukan penderitaan rakyat, demokrasi itu adalah the government of reason for government by the people. Pemerintahan akal melalui pemerintahan rakyat," pungkasnya.

Usai pidato, Rocky diberi jaket berlogo Partai Demokrat yang dia kenakan di atas panggung. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar