BPN Bingung Kenapa TKN Terus Ungkit Kasus Ratna

  • Sabtu, 02 Maret 2019 - 20:46:40 WIB | Di Baca : 1088 Kali

SeRiau - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean tak terima kalau sidang perkara kabar hoaks yang dilakukan Ratna Sarumpaet menjadi bukti buruknya kepemimpinan Calon Presiden 02, Prabowo Subianto. 

Hal tersebut dia sampaikan menanggapi pernyataan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf, Raja Juli Antoni yang menyebut kebohongan Ratna bukti buruknya kepemimpinan atau leadership Prabowo Subianto.

“Kasus Ratna itu bukan menunjukkan bahwa Pak Prabowo mudah percaya hoaks atau mudah dibohongi, tetapi itu menunjukkan bahwa Pak Prabowo memiliki sensivitas yang tinggi terhadap rasa sosial kepada sesama manusia,” kata Ferdinand kepada wartawan di Jakarta, Sabtu, 2 Maret 2019.

Politikus Demokrat ini menegaskan, kasus kebohongan Ratna adalah kasus tunggal yang tak ada kaitannya dengan Prabowo maupun BPN.

“Kita akan lihat kebenaran nanti pada saat proses hukum berjalan,” ujarnya.

Justru, lanjut Ferdinand, Jokowi kebalikan dari Prabowo yang gampang dibohongi. Dia menyebutkan salah satunya adalah ketika Jokowi menunjuk Arcandra Tahar jadi Menteri ESDM 2016 lalu. Padahal dia berstatus kewarganegaraan Amerika Serikat. Namun kemudian harus diberhentikan karena melanggar undang-undang.

Selain itu, Ferdinand juga menyinggung debat kedua pilpres baru-baru ini Jokowi menyampaikan data-data yang tidak benar.

“Jadi kalau TKN bicara menuding 02 itu sebagai penyebar hoaks saya pikir mereka harus berkaca kembali ke dirinya melihat bagaiama Jokowi tanpa merasa bersalah menyampaikan data-data dan informasi yang hoaks pada saat debat Pilpres,” ujarnya.

Bahkan, Ferdinand mengungkit program mobil nasional Jokowi yang bernama Esemka yang sampai hari ini belum diproduksi. Menurut dia, hal itu termasuk hoaks karena sudah disampaikan Jokowi berkali-kali ke publik.

“Persoalan mobil Esemka sampai hari ini menjadi mobil ghaib yang tidak pernah terlihat wujudnya. Saya pikir tuduhan itu sengaja dikembangkan untuk menciptakan opini negatif pada 02,” tegas dia. (**H)


Sumber: VIVA





Berita Terkait

Tulis Komentar