Klaim Akan Bawa Data, FUI Sambangi Lagi KPU Pekan Depan

  • Sabtu, 02 Maret 2019 - 18:49:06 WIB | Di Baca : 1018 Kali

SeRiau - Forum Umat Islam (FUI) berencana menyambangi kembali Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (6/3) pekan depan. Rencananya, mereka akan menyampaikan aspirasi tambahan yang belum sempat diutarakan pada Aksi Apel Siaga Umat FUI Jumat (28/2) kemarin.

Sekretaris Jenderal FUI, Muhammad Al Khaththath, mengatakan kedatangan mereka nantinya tidak akan dikawal massa. Rencananya, FUI yang diwakili beberapa delegasi akan berbicara lebih detail terkait upaya-upaya demi mencegah kecurangan saat pemilihan presiden 17 April mendatang.

"Kami pada Rabu nanti tidak akan bawa massa, tapi bawa data," jelas Al Khaththath, Sabtu (2/3).

Salah satu hal yang akan disampaikan FUI pada pertemuan nanti, lanjut dia, adalah temuan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) di beberapa daerah. Khaththath menyebut jika ODGJ dimasukkan DPT, maka mereka memiliki juga hak untuk dipilih.

Jika ini dibiarkan, maka lambat laun ODGJ bisa ikut serta kontestasi politik. Kemungkinan ini sangat dikhawatirkan oleh FUI.

"Hal ini kami tidak permasalahkan kepada KPU, lho kok 'orang idiot' boleh memilih? Artinya kalau boleh milih, mereka juga perlu dipilih dong. Lama kelamaan nanti kita bisa memilih calon presiden dan wakil presiden idiot, negara ini juga menjadi idiot," lanjut dia.

Selain menyampaikan hal yang belum diutarakan, FUI juga berjanji untuk membangun sinergi dengan KPU agar bisa menggerakkan umat Islam demi mengamankan pemilu di daerah. 

Ia menyebut FUI di Jambi dan Sumatera Utara sudah menyatakan kesiapan. Dalam waktu dekat, umat Di Jawa Tengah juga sudah mengundang dirinya untuk berdiskusi terkait pengamanan pemilu dan apel siaga.

"Memang perlu kami pepet KPU supaya tidak curang, supaya bersih, supaya jujur dan adil (jurdil) dan tidak ada kecurangan," jelasnya.

Pada Jumat lalu, FUI menggelar aksi Apel Siaga Umat di depan Gedung KPU. Pada kesempatan itu, FUI mengimbau umat Islam agar mencoblos sesuai hasil Ijtimak Ulama 2018 dan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam memilih pemimpin. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar